Thursday, December 15, 2011

Targetkan Penjualan 2,1 Trilliun di 2012, ULTJ Masih Bergerak Sideways

Jumat, 16 Desember 2011 11:50 WIB

(Vibiznews - Stocks) - Sekretaris PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), Eddi Kurniadi, memaparkan bahwa perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 5-10% di 2012 sehingga mencapai nilai Rp 2,1 triliun.

ULTJ cukup optimis dengan target ini dikarenakan menurut mereka konsumsi susu di Indonesia masih cukup baik. Jumlah penduduk yang semakin bertambah dan positifnya pertumbuhan ekonomi nasional juga menjadi salah satu faktor penopang optimisme manajemen tersebut.

Sejak November lalu, saham ini bergerak konsolidatif pada kisaran support dan resistancenya di Rp. 1040,00-Rp. 1160,00. Support dan resistance kedua masing-masing berada pada Rp. 850,00 dan Rp. 1250,00. Dari indikator ADX, saham ini tengah berada pada masa bullish dengan intensitas yang cukup kuat.

Pada perdagangan kemarin (15/12), saham ini ditutup pada harga Rp. 1080,00, naik 10 poin (0.93%) dari perdagangan hari sebelumnya. Jumlah transaksinya sendiri mencapai 704 lot dengan total value Rp. 380 Juta.

Biayai Anak Perusahaan, BRPT Bergerak Sideways

Jumat, 16 Desember 2011 11:45 WIB
(Vibiznews - Stocks) - Pembiayaan sebesar US$ 4 juta atau Rp 36,4 miliar diberikan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) untuk anak usahanya, PT Petrogras Pantai Madura. Dana ini memiliki jangka waktu dua tahun dengan bunga 10% di tahun pertama dan 5% di tahun kedua. Modal kerja yang besar dibutuhkan oleh PT Petrogas Pantai Madura karena masih berada pada tahap pengembangan. Kepemilikan saham Barito di Petrogas sendiri adalah sebesar 49%.

Petrogas merupakan perusahaan yang bergerak dalam pertambangan minyak dan gas bumi yang terletak di Pantai Madura, Jawa Timur. Dana US$ 4 juta tersebut akan digunakan Petrogas untuk biaya operasional atas kepemilikan 10% participating interest pada Madura Offshore Production Sharing Contract dengan harapan akan memberikan kontribusi positif bagi BRPT.

Dari awal bulan ini, BRPT terus bergerak mendatar dan akhirnya dibuka pada harga Rp 790,00 hari ini (16/12). Indikator teknikal menandakan bahwa saham BRPT berada pada trend bearishnya, dengan support dan resistance pada level Rp 740,00 dan Rp 840,00.

Revisi, Reccurring Income Meningkat, APLN Terancam Koreksi

Jumat, 16 Desember 2011 11:40 WIB

(Vibiznews - Stocks) - Pendapatan rutin (recurring income) PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menjadi 10% di kuartal IV tahun ini dari sebelumnya yang hanya 5%. Pada Agustus 2011 yang lalu APLN mengakuisisi PT Karya Gemilang Perkasa , pemilik PT Pluit Propertindo senilai Rp 300,85 miliar. PT Pluit Propertindo merupakan pemilik dan pengelola Emporium Pluit Mall, di Jakarta Utara. Dengan akuisisi ini, Agung Podomoro Land akan menguasai mayoritas saham Pluit Propertindo yaitu sebesar 52,78%. Akuisisi inilah yang akhirnya mendorong kenaikan recurring income tahun ini.

Melihat banyaknya  proyek perkantoran, pusat ritel, dan hotel milik perseroan yang telah beroperasi, recurring income Agung Podomoro akan kembali naik tahun depan. Perusahaan menargetkan porsi recurring income dalam lima tahun kedepan akan mencapai 30%. Salah satu proyek yang akan mendukung kenaikan adalah beroperasinya mal yang baru dibuka pada 15 Desember dan gedung perkantoran yang baru mulai beroperasi Februari 2012 di superblok Kuningan City.

Meningkat drastis selama seminggu ini, APLN dibuka pada harga Rp 350 hari ini (16/12), naik 5 poin dari harga penutupan kemarin. Secara teknikal, APLN berada pada trend bullishnya dan memasuki area overbought, sehingga ada kemungkinan akan terkoreksi.

Dapatkan Pinjaman dari BBCA, ELSA Tampaknya Akan Terkoreksi

Jumat, 16 Desember 2011 11:30 WIB

(Vibiznews - Stocks) - PT Elnusa Tbk (ELSA) telah menjaminkan aset perseroan untuk mendapatkan kredit dari Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai maksimum US$122,5 juta. Aksi ini telah disetujui dalam RUPSLB perseroan. Hal tersebut dipaparkan oleh Sekretaris Perusahaan Elnusa (ELSA) Heru Smodra Kemarin (15/12).

Dana pinjaman ini akan digunakan oleh perusahaan untuk membayar hutang-hutang perseroan. Hal ini diharapkan akan memberikan fleksibilitas arus kas perseroan, mempermudah pengelolaan pinjaman korporasi serta menambah kapasitas operasional dalam rangka meningkatkan daya saing perseroan.

Dari sisi teknikalnya, saham ini sudah cukup lama bergerak sideways pada kisaran support dan resistancenya, yakni dari November hingga saat ini pada level Rp. 205,00-Rp. 230,00. Indikator ADX memberikan indikasi bahwa saham ini juga tengah berada pada masa bullishnya dengan intensitas yang kuat.

Masuk Industri Batubara, MEDC Cenderung Terkoreksi

umat, 16 Desember 2011 11.00 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Medco energi International Tbk (MEDC) berencana untuk masuk kedalam industri batubara. Seperti yang diungkapkan oleh Presiden Direktur MEDC Lukman Mahfoedz bahwa hal tersebut merupakan pertama kalinya perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi minyak dan gas masuk ke bisnis batubara.

Rencana ini kemungkinan akan dilakukan pada tahun 2012 mendatang. Lukman melanjutkan bahwa produksi awal bisa mencapai 8.000 ton per bulan dan bisa berproduksi hingga 45.000 ton per Juni mendatang. Sedangkan untuk produksi sendiri akan dilakukan di Nunukan Sumatera. Sedangkan untuk target pasar masih didominasi oleh pasar domestik.

Mengalami pelemahan dalam sepekan terahir, saat ini MEDC berada pada level 2.425 (16/12). Indikator stochastic memberikan sinyal downtrend setelah meninggalkan area overbought. Sedangkan pada MACD, cenderung masih konsolidasi, dimana trend mendatar dengan histogram yang tipis.

Dapatkan Dana Pinjaman Rp4,7 Triliun, KRAS Akan Terkoreksi

Jumat, 16 Desember 2011 10.50 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) akan segera mendapatkan pinjaman sebesar Rp4,7 triliun dari sindikasii perbankan diamana terdapat 7 bank dan tiga diantaranya dari Indonesia. Pinjaman tersebut diharapkan dapat diterima pada Februari 2012 mendatang. Sedangkan untuk tenor pinjaman selama 2 tahun plus 8 tahun.

Pinjaman itu sendiri nantinya akan digunakan untuk proyek blast furnice, dimana proyek tersebut memakan dana investasi hingga US$528 juta. Tercatat hingga kuartal III-2011, laba bersih mencapai Rp1,05 triliun. Angka tersebut didorong oleh raihan pendapatan sebesar Rp12,65 triliun. Dengan perolehan tersebut, tingkat ROE menjadi 10,05% dan ROA menjadi 5,05%.

Cenderung flat dalam sebulan terahir, hari ini KRAS dibuka melemah ke level 830 (16/12). Indikator stochastic memberikan sinyal downtrend, dimana KRAS terjadi deadcross pada perdagangan kemarin. Sedangkan MACD masih konsolidasi, dimana trend mendatar dengan histogram yang tipis.

Wednesday, December 14, 2011

IDKM Bukukan Kenaikan Laba Bersih Hingga 310 Persen

Rabu, 14 Desember 2011 15.00 WIB
(Vibiznews – Stock) PT Indonsiar Karya Media Tbk (IDKM) membukukan kenaikan laba bersih kuartal III-2011 sebesar 310,95% menjadi Rp110 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan hasil pendapatan bersih sebesar Rp639 miliar, atau naik sebesar 5,33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010.

Namun pada pos laba kotor mengalami penurunan hingga 18,44% menjadi Rp266 miliar. Begitu juga dengan laba usaha yang terpangkas hingga 24,22% menjadi Rp116 miliar. Sedangkan hingga bulan September 2011, total aset tumbuh sebesar 15,58% menjadi Rp1,1 triliun. Total ekuitas meningkat hingga 14,20% menjadi Rp341 miliar.

Tunda Joint Venture ke 2012, KAEF Akan Melemah

Rabu, 14 Desember 2011 14:45 WIB

(Vibiznews - Stocks) Rencana PT Kimia Farma Tbk untuk melakukan investasi patungan (joint venture) dengan perusahaan China Tianjin King York Co Ltd untuk membangun pabrik obat injeksi corticosterd senilai Rp 216 miliar dan berkapasitas produksi 100 juta unit di Indonesia dan pembangunan tiga apotek di Malaysia tertunda hingga tahun 2012. Hal ini terjadi karena kesepakatan dalam porsi kepemilikan belum terselesaikan.

Tidak terselesaikannya kesepakatan terjadi karena Kimia Farma menginginkan kepemilikan lebih besar. Pihak KAEF menginginkan minimal 51% dari kepemilikan. Kontribusi awal yang dilakukan perusahaan awalnya adalah 50% atau sebesar Rp 108 miliar, namun karena menginginkan lebih, investasi tahun depan akan ditambah menjadi Rp 200 miliar.

Bergerak naik sejak seminggu yang lalu, KAEF berada pada harga Rp 290,00 setelah penutupan perdagangan sesi I hari ini (14/12). Dari sisi teknikal, KAEF berada pada masa bullishnya dan sedang menuju tahap overbought.

Siapkan Dana Capex Hingga US$160 Juta, BRAU Bergerak Sideways

Rabu, 14 Desember 2011 14.50 WIB
(Vibiznews – Stock) PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) telah membuat anggaran dana belanja modal (capex) untuk tahun 2012 mendatang sebesar US$160 juta. Rencananya belanja modal tersebut akan digunakan untuk hauling dan pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan dan jalan. Untuk sumber pendanaan sendiri, perseroan akan menggunakan dana dari kas internal.

Dengan dana capex yang telah dianggarkan tersebut, perseroan yakin dengan produksi yang mencapai 23 juta ton. Sedangkan harga jual rata-rata diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi US$80 dari tahun ini sebesar US$81. Sementara itu, perseroan telah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 60% dari total produksi.

Cenderung konsolidasi dalam sepekan terahir, hari ini BRAU ditutup pada level 435 (14/12). Indikator stochastic memberikan sinyal sideway, dimana trend bergerak pada kisaran 55%. Begitu juga dengan MACD, trend bergerak flat dimana histogram positif mendatar. Sedangkan dalam trend tahunannya, BRAU bergerak bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Targetkan Kenaikan Produksi, Buy on Weakness Terhadap HRUM

Rabu, 14 Desember 2011 11:30 WIB

(Vibiznews - Stocks) - Tahun depan, PT Harum Energy Tbk (HRUM) menargetkan kenaikan produksi menjadi 13,5 juta ton, naik 28,5% dari proyeksi produksi pada tahun 2011 ini yang sebesar 10,5 juta ton.

Produksi HRUM hingga kuartal III 2011 adalah 5,8 juta ton, naik 61,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu 3,6 juta ton. Penjualan mencapai 6,2 juta ton, naik 34,7% dibanding periode sama tahun lalu yaitu 4,6 juta ton.

Mengalami penurunan pada minggu lalu, hari ini (14/12) HRUM dibuka pada harga Rp 7100,00, turun 100 poin dari penutupan hari sebelumnya. Dari sisi teknikal saat ini HRUM berada pada trend bearishnya.

Kuasai 53,38% Penjualan Mobil Nasional, ASII Cenderung Terkoreksi

Rabu, 14 Desember 2011 11:25 WIB

(Vibiznews - Stocks) - Sampai dengan November 2011, penjualan mobil PT Astra International Tbk (ASII) menguasai hingga 53,83% dari total penjualan nasional yakni sebanyak 438.111 unit. Namun beberapa produksi  ASII seperti Daihatsu dan Toyota mengalami penurunan penjualan.

Dengan trend yang bergerak naik sejak bulan lalu, hari ini ASII dibuka pada harga Rp 74.950,00 (14/12). Saham ini berada pada trend bullishnya, akan tetapi telah lama memasuki masa overbought, sehingga ada kemungkinan untuk terkoreksi.

Cari Pinjaman Dana USD 60 Juta, KBRI Tidak Bertenaga

Rabu, 14 Desember 2011 11:15 WIB

(Vibiznews - Stocks) - PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI), dari keterangan direktur KBRI, Ito Prawiro kemarin (13/12) menyatakan bahwa perseroan tengah mencari pinjaman sebesar USD60 juta.

Untuk saat ini mereka masih melakukan negosiasi dengan bank lokal. Dana itu sendiri rencananya akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan paper machine (PM) 2. Diharapkan kucuran dana ini paling lambat akan didapatkan pada semester I-2012 mendatang. Ia menambahkan bahwa saat ini pembangunan PM 2 telah mencapai 85%-90%.

PM 2 sendiri dilansir dapat melakukan produksi hingga 15.000 ton per tahun. Padahal, produksi perseroan saat ini hanya 700–800 ton per bulan. Oleh karena itu, ia menyatakan jika tidak mendapatkan pinjaman, maka mereka akan mencoba untuk menggandeng partner strategis.

Secara teknikal, saham ini telah cukup lama bergerak sideways, yakni dari September lalu.Saham ini berada dalam trend bearish dengan support dan resistance pada Rp. 50,00- Rp. 60,00.
Pergerakan saham KBRI yang sangat stagnan ini mungkin disebabkan dari rendahnya kinerja perusahaan. Pada Q3 ini, jumlah aset perseroan turun 29,99% menjadi sebesar Rp746,26 miliar serta pendapatan usaha turun drastis sebesar 86,38% menjadi Rp7,97 miliar dari sebelumnya Rp58,52 miliar.

Tuesday, December 13, 2011

Tingkatkan Emisi Obligasi Berkelanjutan, ADMF Masih Stagnan

Selasa, 13 Desember 2011 14:40 WIB

(Vibiznews-Stocks)  PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) memperoleh permintaan obligasi yang cukup besar. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Keuangan ADMF, I Dewa Made Susila, di Jakarta, Senin kemarin (12/12). Dari perencanaan awal yang hanya 2 Trilliun, indikasi permintaan awal yang ada mencapai nilai 3 Trilliun. Oleh karena itu, perseroan akan meningkatkan jumlah emisi obligasi berkelanjutan tahap I menjadi Rp 2,55 triliun.

Obligasi ini sendiri akan diterbitkan dalam 3 seri, yakni seri A sebesar Rp 323 miliar dengan tenor 2 tahun dan kupon 7,75%, seri B sebesar Rp 665 miliar dengan tenor 3 tahun dan kupon 8% , Seri C sebesar sebesar Rp 1, 385 triliun dengan tenor 5 Tahun dan kupon 9%.

Dana ini sendiri akan digunakan untuk  mendukung pertumbuhan bisnis perseroan dalam hal pembiayaan kredit kendaraan bermotor.

Secara teknikal, saham ini masih berada pada area bearishnya dengan histogram positif yang memendek. Support dan resistancenya berada pada level Rp. 10.650,00-Rp. 11.500,00.


Jika support ini tertembus, maka level support berikutnya berada pada Rp. 9.350,00. Sedangkan, jika resistancenya yang tertembus, maka resistance berikutnya berada pada Rp. 12.150,00. Sampai penutupan sesi 1 hari ini, saham ini masih stagnan di level Rp. 1.130,00 , belum ada satupun transaksi yang terjadi.

KBLV Siapkan Dana US$60 Juta Untuk Capex

Selasa, 13 Desember 2011 11.45 WIB

(Vibiznews – Stock) PT First Media Tbk (KBLV) telah menyiapkan dana hingga US$60 juta yang diperuntukan sebagai dana belanja modal (capex) tahun 2012. Nantinya dana tersebut akan digunakan perseroan untuk memperkuat jaringan layanan internet braodband dengan target mencapai 200 ribu home pas (jangkauan kabel ke rumah).

Besarnya capex tersebut meningkat jika dibandingkan dengan dana capex tahun 2010 lalu. Sedangkan untuk dananya sendiri berasal dari kas internal perseroan, pinjaman bank maupun dari pasar modal. Tercatat hingga saat ini internet menyumbang 48% pendapatan perseroan, Tv Kabel hingga 26% dan DCS sebesar 11%.

Bunga Kredit Bank Mandiri Turun Menjadi 11,68 Persen

Selasa, 13 Desember 2011 11.25 WIB
(Vibiznews – Stock) PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) baru saja menurunkan suku bunga kreditnya sebesar 50 basis poin (bps). Penurunan tersebut merespon Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 75 bps. Saat ini Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Bank Mandiri berada di level 11,68%. Tambah lagi, BMRI bersedia menurunkan kembali suku bunga kredit bila BI melakukan revisi terhadap BI Rate.

Bank Mandiri juga berencana untuk menurunkan kembali suku bunga kreditnya, namun terlebih dahulu agar melakukan kajian seperti pada cost of fund. Jika saja Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan kembali sebesar 50 bps, maka SBDK Bank Mandiri bisa mencapai 11,18%.

Bank BNI Telah Mengucurkan Kredit Rp19 Triliun ke Industri Unggulan

Selasa, 13 Desember 2011 11.08 WIB

(Vibiznews – Stock) Tercatat hingga kuartal III-2011 PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah mengucurkan kredit ke industri unggulan mencapai 54,3%. Meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut didorong oleh ekspansi perseroan, dimana BBNI menyiapkan dana hingga Rp19,6 triliun dan sebesar 60,6% nya atau senilai Rp11,9 triliun mengalir ke industri unggulan.

Hingga kuartal III-2011, industri unggulan yang memiliki peningkatan tinggi terjadi pada industri pertambangan migas dan non-migas yang mencapai 43% serta kelistrikan mencapai 75% dibandingkan dengan tahun buku 2010. Namun buruknya infrastruktur membuat biaya logistik naik, akibat dari kondisi infrastruktur, topografi dan pungutan liar menambah beban hingga 14%.

Investasi 1,5 Trilliun untuk Pengembangan Jaringan,BNII Masih Cenderung Terkoreksi

Selasa, 13 Desember 2011 11:00 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Bank International Indonesia Tbk (BNII) telah mengalokasikan capex senilai US$ 1,5 juta di tahun ini. Dana ini digunakan untuk pengembangan jaringan elektronik untuk peningkatan teknologi informasi.

Direktur Consumer Banking BII,Stephen Liestyo, menyatakan bahwa layanan ini nantinya akan memudahkan transaksi sehingga diharapkan DPK dan pendapatan non bunga akan meningkat.

Senin kemarin ( 12/12), BNII juga baru meluncurkan fitur baru transfer online antar bank melalui layanan internet banking. Lebih lanjutnya, Laksono, Senior Vice President Electronic Banking Head BII, mengatakan pengembangan fitur baru ini membutuhkan investasi senilai US$ 20 ribu.

Secara fundamental, di Q3 2011 ini, tingkat pengembalian BNII yakni ROA dan ROEnya masing-masing adalah sebesar 0,81% dan 9,37%, jauh dibawah pesaingnya, BBRI (3,46% dan 29,25%). Disamping itu, PER BNII juga sangat tinggi yakni sebesar 32,63x berbanding BBRI 11,98x.

Sejak pertengahan September lalu hingga saat ini, BNII bergerak sideways pada kisaran support dan resistancenya di Rp. 355,00-Rp. 455,00. Jika resistance ini tertembus, maka target harga berikutnya berada di Rp. 520,00. Dari indikator ichimoku, saham ini sendiri tengah berada pada trend bearishnya.

Friday, December 9, 2011

Salurkan Kredit Program Kemitraan, BMRI Berpotensi Naik

Jumat, 09 Desember 2011 16:00 WIB

(Vibiznews – Stocks) Sampai dengan November 2011, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah menyalurkan kredit sebesar Rp 766,11 miliar untuk lebih dari 45 ribu mitra binaan perusahaan yang terdiri dari pengusaha kecil. Target BMRI  pada tahun ini adalah memberikan Rp 120 miliar sehingga outstanding kredit kepada mitra binaan pada akhir 2011 berada pada kisaran Rp 800 miliar.Tujuan kemitraan ini adalah membantu pengusaha kecil yang mempunyai prospek usaha bagus tetapi belum bankable. Plafon kredit yang diberikan maksimal Rp 40 juta.

Beberapa mitra binaan dari Bank Mandiri telah naik peringkat menjadi debitor mikro sehingga bisa mendapat kredit dengan plafon hingga Rp 100 juta bahkan ada yang sampai Rp 5 miliar. Hingga November 2011, total kredit BMRI telah mencapai Rp 267 triliun (bank only), naik Rp 8 triliun dibanding September 2011.

Dari indikator teknikal, baik harian maupun mingguan BMRI berada pada trend bullishnya. Pada penutupan sesi I hari ini (09/12) BMRI berada pada harga Rp6500,00. 

Anggarkan Capex Rp 495 Miliar untuk 2012, BLTA Cenderung Bergerak Sideways

Jumat, 09 Desember 2011 15:50 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA), dari ketengan Peter Chayson, Investor Relation BLTA menyatakan bahwa perseroan tengah mengalokasikan capex di 2012 senilai US$ 55 juta atau sekitar Rp 495 miliar. Investasi ini lebih rendah dari yang dilakukan di tahun 2011 yang mana mencapai US$ 120 juta.

Capex ini direncanakan akan digunakan unruk kebutuhan operasional perusahaan serta menambah kekurangan dana pembelian kapal. Dana investasi ini akan diperoleh dari kas internal sebanyak 30%, sedangkan sisanya akan diperoleh dari pinjaman perbankan.

Secara teknikal, dalam jangka panjang, MACD mengindikasikan bahwa baru terjadi golden cross dengan histogram positif yang memanjang. Support dan resistance untuk saham ini berada pada Rp. 170,00 – Rp. 230,00. Jika resistance ini tertembus, maka target harga selanjutnya adalah adalah Rp. 270,00. Dari stochasticnya, saham ini telah cukup lama berada pada area oversoldnya, namun tampak belum ada gairah dan tanda-tanda untuk bangkit hingga saat ini.

Sampai penutupan perdagangan sesi 1 di akhir pekan ini (09/12), saham ini bertengger di harga Rp. 189,00 , turun 2 poin (-1.05%) dari penutupan perdagangan kemarin. BLTA juga baru diperdagangkan sebanyak 107 kali dengan total volume 26159 lot dan total value Rp. 2,476 Miliar.

Bangun Pembangkit Listrik Berkapasitas 15,5 megawatt (MW), UNSP Bergerak Sideways

Jumat, 09 Desember 2011 15:45 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) berencana membuat pembangkit tenaga listrik berkapasitas 15,5 megawatt (MW) di Februari 2012. Pembangkit listrik ini didirikan guna menggantikan pembangkit bermesin diesel pabrik oleokimia. Hal ini diupayakan guna memangkas biaya energy hingga 40%. Untuk investasinya sendiri, dibutuhkan dana sekitar U$ 20juta-US$ 25 juta.

Dana ini akan diperoleh baik dari internal maupun external. Bobby Gafur S. Umar, Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk telah menyatakan bahwa akan ada investor China yang ikut dalam pembangunan pembangkit listrik bersama perseroan tersebut.

Sejak pertengahan September hingga saat ini , UNSP cukup menguat namun masih berada dalam rentang support dan resistance pada level Rp. 235,00-Rp. 300,00. Dari indikator ichimoku, saham ini masih berada pada trend bearishnya.

Siapkan Capex Hingga US$80 Juta, FASW Cenderung Terkoreksi

Jumat, 09 Desember 2011 14.40 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) menganggarkan besarnya dana belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun 2012 mendatang sebesar US$80 juta. Dana capex tersebut akan digunakan perseroan untuk membeli satu mesin baru dan memodifikasi mesin yang sudah ada. Mesin dengan jenis PM6 dan modifikasi jenis PM7.

Untuk pembelian mesin baru sendiri memakan biaya investasi sebesar US$50 juta sedangkan untuk memodifikasi memakan dana hingga US$30 juta. Namun untuk mesin baru tersebut masih belum bisa dipastikan, karena mesin itu sendiri masih dlam tahap desain.

Meningkat tajam pada minggu lalu, saat ini FASW bercokol di level 4.050 (9/12). Namun pada indikator stochastic masih memberikan sinyal bearish setelah beberapa hari kebelakang mengalami koreksi. Sedangkan pada indikator MACD trend masih menguat didorong oleh histogram yang memanjang. Begitu pula pada trend tahunan yang bullishm dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Siapkan Capex 750 Milliar di 2012, CTRS Masih Akan Terkoreksi

Jumat, 09 Desember 2011 12:00 WIB

(Vibizmanagement-Stocks)  PT Ciputra Surya Tbk(CTRS) , dari keterangan Harun Hajadi, Direktur Utama Ciputra Surya kemarin (08/12) menyatakan bahwa perseroan akan melakukan  pembangunan Ciputra World Surabaya tahap kedua dan proyek-proyek baru di sektor residensial. Oleh karena itu perusahaan telah menyiapkan anggaran belanja modal sekitar Rp 750 miliar di 2012 untuk melancarkan aksinya itu. Dana Capex itu sendiri seutuhnya akan berasal dari kas internal perusahan.

Dari sisi fundamental, CTRS memiliiki ROA maupun ROE yang sedikit lebih baik dari pesaing sejenisnya, BSDE. ROA dan ROE CTRS masing-masing adalah sebesar 6.72% dan 10,9% berbanding BSDE 6.36% dan 10.36%. Sedangkan dari sisi PERnya, PER CTRS jauh lebih rendah yakni hanya sebesar 8.17x berbanding BSDE 18.84x. Oleh karena itu, saham ini masih cukup layak untuk dikoleksi.

Secara teknikal, Indikator MACD menunjukkan bahwa saham ini berada pada trend bullishnya dengan histogram positif yang memendek. Support pertamanya berada di level Rp. 750,00 dan resistance pertamanya ada di level Rp 800,00 Sedangkan, support dan resistance keduanya masing-masing berada di level Rp. 880,00 dan Rp. 980,00.

Bangun Pabrik Terigu Baru, STTP Masih Sepi Transaksi

Jumat, 09 Desember 2011 11.30 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Siantar Top Tbk (STTP) berencana untuk membangun pabrik terigu baru yang berlokasi di Sidoarjo jawa Timur. Saat ini perseroan baru saja menyelesaikan kontrak pembelian tanah dengan dua perusahaan terafiliasi yaitu PT Benteng Sejahtera dengan harga Rp46,35 miliar, kemudian membeli tanah kepada Siantar Tiara seharga Rp43,04 miliar.

Melihat kinerja perseroan hingga kuartal ketiga tahun 2011, pendapatan perseroan meningkan hingga 46,77% menjadi Rp760 miliar. Kenaikan tersebut mendorong laba bersih naik hingga 31,8% menjadi Rp28,6 miliar. Sedangkan laba operasional meningkat sebesar 42,27% menjadi Rp45,1 miliar. Dengan pertumbuhan tersebut, ROE naik menjadi 6,02% dan ROA menjadi 3,59%.

Memiliki tingkat likuiditas yang rendah, saat ini STTP berada pada level 700 (9/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish setelah bebrapa hari lalu terjadi gap down. Begitu juga dengan MACD, dimana trend terus turun, tertekan oleh histogram negatif yang memanjang. Namun dalam trend tahunannya, STTP masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Thursday, December 8, 2011

Anggarkan Capex Hingga US$450 Juta, KRAS Cenderung Konsolidasi

Kamis, 08 Desember 2011 14.00 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah menganggarkan biaya belanja modal untuk tahun 2012 sebesar US$450 juta. Rencananya capex tersebut akan digunakan untuk membiayai beberapa proyek di tahun depan. Sedangkan sumber pendanaan capex itu sendiri berasal dari kas internal maupun dari konsorsium bank lokal maupun asing.

Sebagian dari capex tersebut adalah carry over dari capex tahun 2011 yang rencananya akan digunakan untuk membiayai proyek strategis seperti proyek Blast Furnave dan moderenisasi fasilitas steel making, pembangunan power plan dan pembangunan pelabuhan.

Bergerak flat dalam dua pekan terahir, saat ini KRAS berada pada level 830 (8/12). Indikator stochastic memberikan sinyal konsolidasi, dimana trend bergerak di kisaran 35%. Begitu juga dengan MACD, trend bergerak mendatar dengan histogram yang tipis. Sedangkan dalam trend tahunannya, KRAS cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Targetkan Pertumbuhan Laba Bersih 50% di 2012, CTRA Masih akan Cenderung Melemah

Kamis, 08 Desember 2011 11:55 WIB

(Vibiznews-Stocks)  Direktur PT Ciputra Development Tbk(CTRA), Tulus Santoso menyatakan bahwa perusahaan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 50% di 2012. Untuk merealisasikan hal tersebut, perusahaan akan menyiapkan belanja modal kerja senilai Rp. 2 trilliun di 2012. Dana capex sendiri akan didanai dari kas internal senilai 500 miliar, sedangkan sisanya akan diperoleh dari pinjaman perbankan.

Dari sisi fundamental, dari data kuartal ketiga 2011,tingkat pengembalian CTRA yakni ROA dan ROE nya berturut turut adalah sebesar 2.22% dan 3.09%, yang mana kurang baik dibanding  perusahaan sejenis seprti ASRI, dimana ROA dan ROE ASRI berturut-turut adalah sebesar 7.60% dan 16.19%. Sedangkan dari PER nya, juga tinggi yakni 32.24x berbanding ASRI yang hanya sebesar 16.60x.

Dari sisi teknikal, CTRA tengah berada pada masa bullishnya dengan intensitas kekuatan yang masih lemah. Support dan resistancenya sendiri berada pada level Rp. 530,00- Rp. 600,00. Dari stochasticnya, CTRA hampir menuju daerah overboughtnya, sehingga berpotensi akan adanya koreksi.

Targetkan Laba Bersih Naik 50% di 2012, Buy On Weakness for INAF

Kamis, 08 Desember 2011 11:35 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Indofarma Tbk(INAF), berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Ahdia Amini, Sekretaris Perusahaan Indofarma, menargetkan laba bersih sebesar Rp.60 miliar di 2012 atau naik 50% dari proyeksi tahun 2011 ini (RP. 40 miliar).

Kenaikan Laba bersih tersebut akan ditopang dari pertumbuhan penjualan serta upaya efisiensi bahan baku yang akan dilakukan. Efisiensi bahan baku dilakukan dengan mencari supplier sehingga harga yang didapatkan bisa lebih kompetitif. Penjualan sendiri ditargetkan minimal 1,5 triliun, naik sekitar 50% dari proyeksi tahun ini.

Pihaknya juga menambahkan lebih lanjut bahwa  pertumbuhan ini menggunakan asumsi  bahwa tidak ada situasi yang mengganggu industri farmasi serta kurs yang stabil.

Sejak awal Oktober 2011, saham ini telah reli dari Rp.69,00 sampai pembukaan hari ini (08/12) di Rp.136,00. Indikator ADX juga memberikan indikasi bahwa saham ini sedang berada pada trend bullishnya dengan intensitas yang kuat. Support dan resistancenya sendiri berada pada Rp.126,00-RP. 142,00.

Divestasi Dua Anak Usaha, IMAS Menuju Support

Kamis, 08 Desember 2011 11.30 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) baru saja melepas dua anak perusahaannya yaitu PT Indobuana Pangsaraya (IBPR) dan PT Indomobil Insurance Consultant (IMIC). Hal tersebut dilakukan karena kedua perusahaan tersebut dinilai tidak memberikan kontribusi yang baik bagi perseroan.

IBPR yang bergerak di bidang dealer kendaraan dilepas sebesar 90% kepemilikan kepada PT Tritunggal Intipermata (TIP) dan PT Indomobil Manajemen Corpora (IMC) dengan nilai total Rp2,7 miliar. Sedangkan anak usaha IMAS yaitu PT IMG Sejahtera Langgeng  (IMGSL) juga menjual 80% saham IMIC yang beroprasi dibudang borker asuransi kepada TIP dan IMC dengan nilai Rp2,58 miliar.

Bergerak melemah dalam sepekan terahir, hari ini IMAS berada pada level 12.300 (8/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana trend terus turun menuju area oversold. Begitu juga dengan MACD, trend tertekan oleh histogram negatif yang memanjang. Namun dalam trend tahunannya IMAS masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Berencana Lakukan Refinancing, TLKM Berpeluang Menguat

Kamis, 08 Desember 2011 11.10 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) hutangnya yang akan jatuh tempo pada tahun 2012 mendatang. Hutang dengan nilai minimal Rp3 triliun tersebut berasal beberapa perbankan seperti Bank BNI, Mandiri, Bank BRI dan Bank BCA.

Sementara untuk tahun depan perseroan optimis jika perseroan akan mengalami pertumbuhan sama dengan industri yaitu pada kisaran 6-8%. Sedangkan untuk dana belanja modal atau capex, perseroan telah menyiapkan dana hingga Rp15 triliun. Dana capex itu sendiri berasal dari kas internal perusahaan sebesar 70%, refinancing sebesar 20% dan sisanya sebesar 10% dari pinjaman perbankan.

Memiliki trend major yang konsolidatif, saat ini TLKM berada pada level 7.300 (8/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish setah rebound di area oversold minggu lalu. Sedangkan downtrend pada MACD terdorong naik oleh histogram negatif yang memendek. Sedangkan dalam trend tahunannya, TLKM cenderung sideway dimana candle sitck bergerak pada garis EMA 200.

Wednesday, December 7, 2011

Targetkan Penjualan tumbuh 20% di 2012, BRNA Masih Stagnan

Rabu, 07 Desember 2011 15:00 WIB

(Vibiznews-Stocks)  Lim Eng Khim, Presiden Direktur Berlina  Selasa kemarin (06/12) menyatakan bahwa di tahun 2012 , emiten plastik kemasan ini  menargetkan penjualan tumbuh sebesar 15-20% menjadi Rp 781 miliar dari  proyeksi pendapatan tahun ini Rp 651 miliar. Peningkatan ini akan dikontribusikan dari proyek organik perusahaan, baik dari proyek pelanggan lama maupun proyek dari pelanggan baru.

Ia menambahkan, untuk target penjualan sendiri, 90% masih berasal dari pasar domestik, dan 10% lainnya dari pasar ekspor. BRNA tidak memfokuskan pengembangan penjualan ekspor dengan mempertimbangkan efisiensi biaya produksi dan distribusi.

Hingga saat ini, 3 pabrik perseroan memiliki kapasitas produksi sebesar 13 ribu ton per tahun. Untuk kedepannya, perseroan berencana menaikkan kapasitas produksi sebesar 10-20%. Oleh karena itu, BRNA juga menganggarkan belnja modal (capex) senilai
100 miliar- Rp 150 miliar dengan sumber pendanaan sebesar 30% dari kas internal dan 70% lainnya dari pinjaman perbankan. Saat ini perseroan sedang menjajaki fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri Tbk, The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC)Indonesia, serta PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)

Secara teknikal, dalam jangka panjang BRNA masih berada pada trend bullishnya. Namun tidak dalam jangka pendek. Support dan resistancenya sendiri berada di level Rp. 1750,00 dan Rp. 1910,00. Hingga penutupan sesi 1 saham ini masih stagnan di Rp. 1800,00 dan belum ada transaksi satupun.

Bangun 2 Pabrik di 2012, JPFA Belum Ada Sinyal Rebound

Rabu, 07 Desember 2011 14.55 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) telah menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) untuk tahun 2012 sebesar Rp900 miliar. Rencananya dana capex tersebut akan digunakan untuk membangun dua pabrik baru yang terletak di Purwakarta dan Semarang, sedangkan saat ini saja perseroan telah memiliki 12 pabrik.

Dana capex tersebut akan diperoleh dari penerbitan obligasi senilai Rp750 miliar yang akan ditawarkan pada tahun 2012 mendatang, sementara sisanya berasal dari kas internal perusahaan. Untuk obligasi perusahaan akan menerbitkan Obligasi berkelanjutan I Tahun 2012 dengan nilai nominal maksimum Rp1,5 triliun, dengan bunga obligasi ditetapkan sebesar 9,5%-10,25% per tahun.

Melemah dalam sepekan terahir, saat ini JPFA berada pada level 4.250 (7/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish setelah trend mengalami deadcross pada kisaran 40%. Begitu juga dengan MACD dimana trend kembali turun, setelah histogram negatif sempat memendek. Sedangkan hari ini trend berhasil menembus EMA 200 ke bawah (deadcross).

Bangun 13 Juta Jaringan Kabel, TLKM Akan Mengetes Resistance

Rabu, 07 Desember 2011 14.30 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menyiapkan dana sebesar Rp21,19 triliun untuk membangun infrastruktur homepass (jaringan kabel) yang akan dilakukan pada periode 2011-2015. Rencananya perseroan akan membangun hingga 13 juta jaringan kabel yang dapat beroperasi pada tahun 2015 mendatang.

Homepass (jaringan kabel) itu sendiri adalah aksi korporasi dalam merespon program pemerintah Master Plan Percepatan, Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yaitu dengan memasang true broadband yang dapat diakses hingga kecepatan 20-100 Mbps. Ditargetkan pada 2015 mendatang 497 kota di Indonesia akan terjangkau oleh layanan ini.

Memiliki trend major yang konsolidatif, saat ini TLKM berada pada level 7.250 (7/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish setah rebound di area oversold minggu lalu. Sedangkan downtrend pada MACD terdorong naik oleh histogram negatif yang memendek. Sedangkan dalam trend tahunannya, TLKM cenderung sideway dimana candle sitck bergerak pada garis EMA 200.

Anggaran Capex Lebih Besar, DILD Makin Terpuruk

Rabu, 07 Desember 2011 13.55 WIB
(Vibiznews – Stock) PT Intiland Development Tbk (DILD) telah menganggarkan dana belanja modal (capital expanditure/capex) melebihi anggaran belanja modal tahun ini sebesar Rp1 triliun. Anggaran belanja modal tersebut nantinya akan digunakan untuk modal menjalankan beberapa proyek baru yang akan dimulai. Seperti Pembangunan gedung perkantoran di Jalan TB Simatupang dan Aeropolisi Residen di Cengkareng.

Sedangkan tahun ini perseroan telah merealisasikan hampir seluruh dana capexnya. Dimana dana tersebut disalurkan ke dalam 5 proyek, seperti Park Residence, Graha Natura, Telaga Bestari dan Whiz Hotel. Untuk sumberdananya sendiri perseroan memperoleh dari kas internal sebanyak 50% dan sisanya dari pinjaman perbankan.

Bergerak turun dalam satu bulan terakhir, saat ini DILD berada pada level 181 (7/12). Indikator stochastic memberikan sinyal konsolidasi pada area oversold. Sedangkan pada MACD, downtrend terdorong naik oleh histogram yang memendek. Untuk trend tahunannya, DILD masih bearish dimana candle stick bergerak menjauh di bawah EMA 200.

Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 18%, EMTK Masih Belum Bertenaga

Rabu, 07 Desember 2011 12:55 WIB

(Vibiznews-Stocks) PT Elang Mahkota Teknologi Tbk(EMTK) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 18% di 2012. Hal ini akan diupayakan dengan meningkatkan mutu program dan rating sehingga meningkatkan iklan pada dua anak usahanya PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM).

Hal ini dinyatakan oleh Susanto Suwarto, Presiden Direktur PT Elang Mahkota. Ia juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional yang ada tahun depan (sekitar 6,5%) juga  akan mendorong pertumbuhan bisnis media perusahaan kedepannya.

Sebagai informasi tambahan.pada kuartal ketiga 2011 ini, pendapatan EMTK naik 22,2% menjadi Rp 3,04 triliun dari Rp 2,48 triliun di periode yang sama tahun lalu. Pendapatan iklan naik 38,5% yang berkontribusi 66,9% atau terbesar terhadap pendapatan usaha. Laba usaha perusahaan naik 71,04% menjadi Rp 963 miliar. Laba bersih konsolidasi Elang Mahkota naik signifikan 107,4% menjadi Rp 672 miliar. meningkat 54,2% menjadi Rp 6,65 triliun setelah mengakuisisi Indosiar. Ekuitas perusahaan sediri naik 19,3% menjadi Rp 3,72 triliun.

Secara teknikal, saham ini berada pada trend bullishnya dengan support dan resistance pada level Rp. 2550,00- Rp. 3000,00.

Sampai penutupan perdagangan sesi 1 hari ini, saham ini baru diperdagangkan sebanyak 24 lot dengan total value Rp. 32 juta. Harga penutupannya berada di RP. 2700,00 atau sama dengan penutupan kemarin.

Monday, December 5, 2011

Targetkan Laba Bersih 2012 Naik Hingga 50 Persen, DSSA Masih Konsolidasi

Senin, 05 Desember 2011 14.20 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) pada tahun 2012 menargetkan kenaikan laba bersih mencapai 50% dibandingkan dengan tahun ini menjadi US$60 juta. Sedangkan untuk tahun ini sendiri, DSSA optimis laba bersih bisa mencapai US$40 juta dengan pendapatan bisa mencapai US$500 juta.

Tercatat hingga kuartal III tahun 2011, pendapatan DSSA telah mencapai US$414,6 juta. Untuk laba bersih pada periode yang sama telah mencapai US$34,3 juta. Perolehan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan kapasitas produksi batubara, dengan produksi tahun ini sebesar 6 juta ton.

Berhasil rebound pada titik support terendahnya tahun ini, sekarang DSSA berada pada level 11.500 (5/12). Indikator stochastic cenderung flat di titik terendahnya, dimana trend bergerak di area oversold. Sedangkan MACD cenderung melemah tertekan oleh histogram negatif yang memanjang. Sedangkan trend tahunannya melemah, dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Penjualan Meningkat 16 Persen, MBTO Masih Lemah

Senin, 05 Desember 2011 14.05 WIB

(Vibiznews – Stock) Untuk periode 2012 mendatang PT Martina Berto Tbk (MBTO) memiliki target untuk penjualan kotor (gross sale) mengalami kenaikan hingga 16% atau sebesar Rp750 miliar dibandingkan dengan tahun 2011 ini. Sedangkan laba bersih ditargetkan naik hingga 9,8% atau sebesar Rp46 miliar.

Hingga akhir tahun 2011, perseroan optimis jika penjualan akan mencapai Rp647 miliar dan laba bersih mencapai Rp42 miliar. Untuk dana belanjang modal (capex) tahun mendatang, perseroan akan menyiapkan dana hingga Ro51 miliar dari tahun ini sebesar Rp42 miliar. Untuk penjualan sendiri, hingga saat ini masih didominasi oleh produk kosmetik.

Berhasil menembus level supportnya, hari ini MBTO melemah ke level 440 (5/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana trend meninggalkan area overbought. Begitu juga dengan MACD, trend konsolidasi perlahan turun tertekan oleh histogram positif yang makin tipis. Sedangkan dalam trend tahunannya, MBTO masih konsolidasi dimana candle stick bergerak di garis EMA 200.

Penjualan Meningkat 13 Persen, FAST Masih Stagnan

Senin, 05 Desember 2011 14.00 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) berhasil membukukan kenaikan penjualan menjadi sebesar Rp2,44 triliun hingga kuartal ketiga tahun 2011, atau sebesar 13,1%  triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.  Kenaikan tersebut didorong oleh merek dagang KFC yang terus meningkat serta adanya perluasan restoran hingga variasi menu.

Hingga saat ini tercatat FAST telah memiliki 403 restoran cepat saji, dari tahun lalu hanya sebesar 398 restoran. Perseroan menargetkan hingga akhir tahun ini, penjualan FAST mencapai Rp3,34 triliun atau meningkat 14,7% dibandingkan dengan periode 2010. Sedangkan untuk tahun 2012 mendatang, perseroan merencanakan akan membangun sebanyak 20 restoran lagi.

Tidak mengalami transaksi, hari ini FAST masih stagnan pada level 9.500 (5/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish, dimana trend telah berada pada level overbought. Sedangkan indikator MACD cenderung flat dengan volume transaksi yang sangat kecil. Begitu juga dengan trend tahunananya, dimana garis EMA bergerak konstan di level 9.300.

Luncurkan Kondotel di Tanah Lot, ELTY Berpotensi Menguat

Senin, 05 Desember 2011 11:43 WIB

(Vibiznews-Stocks)  PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menawarkan kondotel yang berlokasi di Tanah Lot, Tabanan, Bali.Hal itu disampaikan oleh Presiden Direktur Bakrieland unit usaha Hotels & Resorts, Marudi Surachman,hari Minggu kemarin (4/12). Ia juga menyatakan bahwa target pasar yang dibidik adalah investor asal Jakarta. Pembelian unit ini menjanjikan pengembalian sewa (rental guarantee) 40% selama lima tahun pertama dan hak menginap sebanyak 21 malam per tahun.

Melalui unit usaha Hotels dan Resortnya, ELTY menargetkan penjualan 86% unit Eaton Luxe di 2012.Kondotel ini memiliki 178 kamar dan berlokasi di lahan seluas 20 ribu meter persegi.

Ia menyatakan bahywa dengan berkembangnya pariwisata Bali ke arah Utara yang sejalan dengan rencana Pemerintah dalam menjadikan Bali sebagai pusat destinasi pariwisata internasional dan pengembangan ekonomi kreatif, perseroan optimis dengan target penjualan unit Eaton Luxe, Nirwana Bali di tahun 2012

Secara teknikal, ELTY masih berada pada trend bearishnya, dengan support pada Rp. 92,00 dan resistance pada Rp. 113,00. Jika resistance ini tertembus maka target harga berikutnya adalah pada Rp. 125,00. Secara stochastic, ELTY juga sudah memasuki area jenuh jualnya. Sehingga dalam jangka pendek berpotensi untuk terjadinya rebound

Tingkatkan Obligasi Hingga Dua Kali Lipat, ANTM Masih Konsolidasi

Senin, 05 Desember 2011 11.41 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menaikan jumlah obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2011 dari Rp1,5 triliun menjadi Rp3 triliun. Kenaikan ini didorong oleh antusiasme para pelaku pasar yang turut serta dalam penerbitan obligasi tersebut. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok bunga obligasi yang dibayarkan setiap tiga bulan.

Nantinya hasil penerbitan obligasi ini 22,46% atau senilai Rp674 miliar akan digunakan untuk investasi rutin di unit bisnis perseroan sedangkan sisanya sebesar RoRp2,33 triliun akan digunakan perseroan untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan untuk obligasi itu sendiri terdiri dari dua seri, seri A ditawarkan dengan nilai Rp900 miliar  dan bunga sebesar 8,38% selama kurun waktu 7 tahun. Sedangkan seri B senilai Rp2,1 triliun dan bunga 9,05% dengan jangka waktu 10 tahun.

Memiliki trend bearish sepanjang tahun 2011, saat ini ANTM berada pada level 1.660 (5/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish dimana trend naik tajam dalam sepekan terahir. Namun pada indikator MACD, trend cenderung konsolidasi dimana histogram di kisaran 0. Begitu juga dengan trend tahunannya, dimana candle stick bergerak disekitar garis EMA 200.