Sunday, November 15, 2009

ADB Kucurkan Pinjaman US$ 105 Juta ke Bank Mandiri

(Vibiznews-Banking) PT Bank Mandiri Tbk memperoleh fasilitas pinjaman senilai US$ 105 juta dari Asian Development Bank (ADB). Fasilitas ini digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan.

Pinjaman tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu pinjaman langsung dari ADB senilai US$ 75 juta dengan tenor 7 tahun, dan pinjaman yang berasal dari bank partisipan, seperti ING Bank N.V, senilai US$ 30 juta dengan tenor 5 tahun.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Thomas Arifin menyampaikan, faktor utama perseroan memilih pinjaman langsung dari ADB adalah reputasi ADB yang sangat baik di dunia internasional.

"ADB dikenal sebagai institusi multilateral yang memiliki komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup, serta fokus pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi negara berkembang dan upaya pengentasan kemiskinan khususnya di wilayah Asia," ungkapnya di Yogyakarta, Jumat (13/11/2009).

Lebih lanjut, ia mengatakan, pertimbangan lain antara lain faktor pricing yang lebih baik dibandingkan dengan penerbitan obligasi, serta tenor pinjaman yang cukup panjang, sesuai dengan tujuan memperkuat struktur pendanaan jangka panjang.

"Pinjaman ADB ini sangat tepat waktu seiring rencana ekspansi Mandiri ditengah situasi keuangan global yang belum pulih dari krisis," papar Thomas.

Sementara itu, Director General of The Private Sector Operations Department ADB Philip Erquiaga mengemukakan, Indonesia masih memerlukan investasi yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur dan sektor ekonomi lainnya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.

"ADB melihat Bank Mandiri mampu memanfaatkan pinjaman jangka panjang untuk memenuhi permintaan fasilitas pembiayaan yang semakin meningkat, seperti pembiayaan pembangunan infrastruktur," jelasnya.

Bank Mandiri Cabang Jateng Targetkan Pertumbuhan Kredit 15 Persen

Bank Mandiri wilayah Jawa Tengah (Jateng) menargetkan pertumbuhan kredit tahun 2010 sebesar 15 persen. Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan target perseroan ditahun ini yang hanya 11 persen.

"Kami optimistis kredit tumbuh sebesar 15 persen," ujar Vice President Regional VII-Semarang Bank Mandiri, Arnold, di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Jumat (13/11/2009).

Fokusnya, lanjut Arnold meliputi? kredit mikro, small, komersial, dan korporat. Pertumbuhan kredit Bank Mandiri wilayah Jateng secara keseluruhan pada kuartal ketiga tahun 2009 tercatat rata-rata sebesar 12 persen.

"Sudah melebihi rencana bisnis bank tahun ini," katanya. Adapun jumlah kredit macet di Bank Mandiri wilayah Jateng, tercatat di bawah tiga persen untuk kredit komersial, small, dan korporat.

"Sementara untuk pertumbuhan kredit mikro sebesar 5-6 persen. Kredit jenis mikro paling banyak diminati, pemberian kreditnya di bawah Rp 200 juta, kredit small antara Rp 200 juta - Rp 2 miliar, kredit komersial untuk size besar hingga Rp300 miliar," paparnya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, meski kredit tumbuh melambat karena pengaruh krisis global, hingga saat ini kredit di wilayah Jateng tetap tumbuh baik.

"Wilayah Jateng cukup bagus pertumbuhannya dan sudah di atas target," pungkasnya.

sumber: http://vibiznews.com

Bank Mandiri Targetkan Pertumbuhan Laba Bersih Hingga 20% di 2010

(Vibiznews-Banking) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan laba tahun 2010 mencapai 20%. Di samping itu, pertumbuhan kredit juga ditargetkan meningkat dari tahun 2009 sebesar 18% menjadi 20% pada tahun 2010.

Demikian dikatakan oleh EVP Coordinator Finance and Strategy Mandiri Pahala N Mansyuri dalam Diskusi Prospek Ekonomi dan Tantangan Industri Perbankan 2010 di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Sabtu (14/11/2009).

"Kredit tumbuh tahun ini di kisaran 18%, tahun depan di kisaran 18%-20%. Sedangkan dari laba, Mandiri di tahun ini menargetkan 16% dan harapannya bisa sampai 15% - 20% di tahun 2009," ujar Pahala.

Ia mengatakan, pertumbuhan laba tahun 2010 ditopang oleh perbaikan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) sehingga profitabilitas akan membaik. "NPL yang akan membaik, akan mengurangi pencadangan (PPAP) Mandiri," tuturnya.

Pahala menjelaskan, pada bulan September 2009, NPL Mandiri secara nominal turun sebesar Rp 1,1-1,2 triliun. "Jadi dari sekitar Rp 8 triliun menjadi Rp 7 triliun. Sehingga ini yang menyebabkan rasio PPAP kita terhadap NPL turun signifikan," ungkapnya.

NPL, lanjut Pahala yang saat ini berada di kisaran Rp 7 triliun merupakan rasio yang cukup rendah.

"Sehingga pada tahun depan mungkin tidak akan menaikkan rasio PPAP menjadi lebih signifikan lagi. Karena sekarangkan kita sudah punya NPL nominal sudah cukup turun signifikan," tuturnya.

Tahun 2010, menurut Pahala, pencadangannya akan lebih sedikit dibandingkan tahun 2009. "Sampai akhir tahun 2009 PPAP kita antara Rp 2,2 triliun sampai Rp 2,3 triliun. Maka tahun 2010 bisa di bawah angka tersebut," katanya.

Pencadangan di tahun depan juga sedikit dipengaruhi oleh diberlakukannya Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pahala mengatakan dengan adanya PSAK di 2010 maka pencadangan umum sudah tidak lagi dibutuhkan. "Maka tahun depan bisa di set off sendiri atau dengan istilahnya impairment ," jelasnya.

Pertumbuhan Kredit Perbankan Nasional

Sementara itu, Pahala mengatakan untuk pertumbuhan kredit perbankan nasional juga akan tumbuh namun tidak signifikan.

"Jika dilihat dengan adanya penurunan suku bunga kredit dan dilihat dari tingkat inflasi pada tahun 2010 yang masih terkendali serta suku bunga bank Indonesia yang diprediksikan berada di 7% sampai 7,5% maka pertumbuhan kredit akan naik," ungkapnya.

"Kredit tahun 2010 bisa mencapai 18% sampai 20%," tegasnya.

Ia juga menambahkan, dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga akan tumbuh tahun depan sebesar 12% sampai 15% hal ini akan mendukung sisi profitabilitas perbankan tahun 2010.

sumber: http://vibiznews.com