Tuesday, October 27, 2009

BDMN: Target Penyaluran Kredit UMKM Rp 12 Triliun, Nyaris Tercapai

(VibiznewsStocks) Emiten perbankan, PT Bank Danamon tbk (BDMN) hanya menargetkan total kredit sekitar Rp 12 triliun saja dari unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang banyak focus pada kredit UMKM. Angka ini hanya naik tipis sebesar 9% saja jika dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 11 triliun.

Namun target tersebut kemungkinan besar bias tercapai, mengingat hingga akhir September 2009 lalu DSP sudah menyalurkan kredit hingga Rp 11,8 triliun. Sebagai informasi, suku bunga kredit yang ditawarkan DSP hanya berkisar antara 1,5-2.5% per bulan.

DSP sendiri menjadi salah satu bank penyalur kredit murah dari 22 bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. DSP saat ini memiliki sekitar 2.000 counter di Indonesia untuk melayani kredit

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat kinerja saham BDMN sepanjang tahun ini kurang ekspansif. Untuk kredit UMKM saja BDMN hanya mentargetkan pertumbuhan kurang dari 10%. BDMN mengaku lebih terfokus dalam menjaga rasio Non Performing Loan (NPL) agar tidak membesar

sumber: http://vibiznews.com

Wednesday, October 14, 2009

SMGR: Optimis Kuartal III, Laba Bersih Bisa Tembus Lebih Dari 20%

(VibiznewsStocks) Emiten semen BUMN, PT Semen Gresik tbk (SMGR) tercatat meraih kinerja yang memuaskan sepanjang kuartal III lalu. SMGR tercatat berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih hingga lebih dari 20% berdasarkan keterangan perseroan

Pada kuartal III tahun lalu SMGR tercatat meraih laba bersih sebesar Rp 1,79 triliun dengan pendapatan sebesar RP 8,79 triliun. Dengan kenaikan lebih dari 20%, maka laba bersih SMGR diperkirakan bisa naik menjadi lebih dari Rp 2,13 triliun.

Kenaikan laba bersih SMGR kuartal II tahun ini didukung oleh tingginya revenue. Dampak gempa Padang membuat SMGR kehilangan produksi semen sebesar 120.000 ton dari target produksi 18,8 juta ton. Selain itu rencananya pembangunan pabrik semen Indarung VI di Sumatera Barat akan dikaji ulang karena wilayah yang dinilai rawan gempa, dengan biaya sekitar Rp 3,5 triliun

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat meskipun produksi semen SMGR sempat turun akibat gempa padang, namun hal tersebut diperkirakan bisa ditutupi dengan konsolidasi produksi anak usaha yang lain. Selain itu wilayah Padang yang sempat luluh lantak dan segera membutuhkan perbaikan konstruksi diperkirakan akan mendongkrak permintaan akan semen.

sumber: vibiznews.com

BMRI: Suntik Kredit Rp 1,28 triliun Buat PLN, Ekspansi Kredit Terus Berlanjut

(VibiznewsStocks) Emiten perbankan BUMN, PT Bank Mandiri tbk (BMRI) kabarnya kembali mengucurkan kredit sebesar Rp 1,28 triliun ke PLN. Kredit baru ini rencananya akan digunakan PLN untuk membiayai pembangunan 2 proyek pembangkit listrik miliknya

Pembangkit listrik yang rencananya akan menerima dana tersebut antara lain PLTU Tarahan di Lampung (2x100 MW) dan PLTU Pangkalan Susu di Sumatera Utara (2x200MW). Pembangunan kedua PLTU ini masih termasuk dalam program “PLN’s Fast Track 10.000 MW” dan membutuhkan total dana sebesar Rp 3,94 triliun.

Sebagai informasi, BMRI sebelumnya juga sudah menyalurkan kredit serupa kepada PLN sebesar Rp 1,3 triliun untuk pembangunan PLTU di Labuan (2x315 MW), Indramayu (3x330 MW), dan Rembang (2x 315 MW). PLN sendiri baru mencairkan sekitar Rp 771,5 miliar hingga Juni 2009 lalu.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat ekspansi kredit BMRI sepanjang semester I lalu memang sangat baik. Dimana Per 30 Juni 2009, kredit tumbuh 21,4% (Year on Year) atau sebesar Rp32 triliun, yaitu dari Rp149,6 triliun menjadi Rp181,6 triliun. Selain itu BMRI juga kabarnya semakin focus pada sektor kredit ritel dan consumer, sehingga kinerja semester II diharapkan akan lebih baik dibandingkan paruh pertama tahun ini.

sumber: vibiznews.com

EXCL: Dapat Dana Rp 1,6 Triliun, Langsung Bayar Utang Dolar AS

(VibiznewsStocksDaily) Emiten telekomunikasi, PT Excelcomindo Pratama tbk (EXCL) baru saja menerima suntikan dana segar senilai Rp 1,5 triliun dari PT Bank Negara Indonesia tbk (BBNI) dan Rp 100 miliar dari CIMB Niaga . Dana segar yang baru saja diperoleh tersebut langsung digunakan EXCL untuk melakukan refinancing utang-utang lamanya, terutama yang berdenominasi Dolar AS

Jumlah utang EXCL dalam bentuk Dolar AS yang dilunasi ada sekitar US$ 945 juta. Utang tersebut berasal antara lain dari Standard Chartered, HSBC, Konsorsium DBS, dan JP Morgan. Penguatan nilai tukar rupiah menjadi momentum baik bagi EXCL untuk melunasi utang-utangnya tersebut.

EXCL sendiri sudah merampungkan masalah dana untuk capex tahun ini. sedangkan untuk capex tahun depan masih belum ditentukan besarannya

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat kinerja EXCL sepanjang tahun 2009 ini memang terlihat kian menarik. Terlebih lagi EXCL dikabarkan berhasil unggul menyaingi PT Indosat tbk (ISAT) dalam hal jumlah pelanggan di Wilayah Timur Indonesia. Ambisi EXCL yang sempat menyatakan ingin menjadi operator telekomunikasi terbesar ke-2 di Indonesia tampaknya hampir terwujud, dan bukan tidak mungkin hal tersebut akan terwujud dalam waktu dekat.

sumber: vibiznews.com

PTBA Sibuk Cari Partner, Siap Eksekusi Tambang BHP Biliton

(VibiznewsStocks) Emiten tambang batubara BUMN, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) saaat ini sedang sibuk menyeleksi calon partner untuk membentuk konsorsium dalam pengambilalihan saham BHP Biliton di Kalimantan. Saham yang rencananya akan diambilalih oleh PTBA ada sekitar 49%.

PTBA baru menyatakan ada sejumlah perusahaan besar yang berminat menjadi partner dalam pengambilalihan tersebut, bahkan ada BUMN. Namun PTBA masih enggan membuka nama-nama perusahaan yang sedang diseleksi.

Dalam konsorsium kali ini, PTBA dipastikan akan menjadi lead. Namun belum bisa dipastikan besarannya karena jumlah perusahaan yang akan tergabung dalam konsorsium juga masih belum dapat dipastikan. PTBA sendiri menganggarkan dana sekitar Rp 1,5 triliun untuk akuisisi tambang batubara pada tahun ini dan akuisisi BHP Biliton termasuk didalamnya.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat dengan tambahan akuisisi kali ini akan semakin menambah cadangan batubara PTBA. Selain itu tipe batubara yang diproduksi merupakan coking coal (cocas) dan tidak sama dengan yang biasa, sehingga menjadi lebih menarik. Namun hal-hal yang perlu dicermati adalah banyaknya cadangan batubara tambang yang akan diakuisisi dan berapa besar biaya yang akan dikeluarkan.

sumber: vibiznews.com

AALI: Produksi CPO Naik 6,9%,, Seiring Membaiknya Harga Minyak Dunia

(Vibiznews - Stocks) Emiten CPO, PT Astra Agro Lestari tbk (AALI) kabarnya sukses membukukan kenaikan produksi sebesar 6,9% menjadi 785.945 ton sepanjang tahun ini. Angka tersebut merupakan produksi 9 bulan pertama tahun ini yang naik dari periode sama tahun lalu sebesar 735.497 ton

Pihak perseroan menyatakan bahwa kenaikan produksi CPO ini seiring dengan meningkatnya produksi tandan buah segar (TBS) inti AALI 10,6 % dari 2,19 juta ton menjadi 2,42 juta ton sepanjang 9 bulan pertama tahun ini. Dimana wilayah-wilayah yang memberikan peningkatan produksi signifikan berasal dari Kalimantan 24,1% dan Sulawesi 7,2%. Sedangkan Wilayah Sumatera malah membukukan penurunan produksi 5,3%..

Untuk Kuartal III tahun ini saja AALI memproduksi 1,14 juta ton TBS, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 987.149 ton. Sampai akhir tahun ini, produksi CPO dunia diperkirakan akan naik 2,9% menjadi 44,35 juta ton. Tingkat konsumsi CPO juga diprediksi meningkat lebih tinggi dibandingkan tingkat produksi sekitar 5,5% menjadi 44,9 juta ton. Begitu pula dengan harga CPO yang mulai merangkak naik, bahkan diprediksi bisa mencapai US$ 700 per ton

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat industry CPO memang semakin menggeliat pada akhir tahun ini dan awal tahun depan. Harga minyak mentah dunia yang diprediksi akan mulai naik seiring dengan tingginya permintaan menyusul cuaca dingin di Wilayah AS berdampak positif pula bagi harga CPO. Perbaikan ekonomi dunia juga berdampak positif bagi tingkat pemintaan CPO dunia yang tercatat.

sumber: vibiznews.com

MPPA: Realisasikan Capex Rp 700-750 miliar, Kinerja Kuartal III Terdongkrak Lebaran

(VibiznewsStocks) Emiten ritel, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) memperkirakan mampu merealisasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 700-750 miliar hingga akhir tahun ini. Realisasi capex tersebut sudah termasuk ekspansi usaha dalam penambahan jumlah department store dan hypermart.

Sepanjang tahun ini MPPA memang berencana membangun 5 department store dan 6-7 hypermart. Sebanyak 3 department store dan 2 hypermart masih belum dibuka. MPPA masih terus menggerjakan pembangunan department store dan hypermart yang belum dibuka sambil mengejar momentum natal.

MPPA sendiri optimis mencetak total omset 20% lebih tinggi pada kuartal II tahun ini dari momentum lebaran dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. MPPA juga masih akan berusaha menyeimbangkan omset pendapatan department store dan hypermart untuk kedepannya.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat kinerja kuartal III MPPA diperkirakan bakal melesat cukup signifikan. Momentum hari raya lebaran memang banyak mendongkrak angka penjualan ritel. Dengan tingginya angka penjualan diharapkan laba bersih MPPA pada kuartal III tahun ini juga bisa ikut naik signifikan.

sumber: vibiznews.com