Thursday, December 15, 2011

Targetkan Penjualan 2,1 Trilliun di 2012, ULTJ Masih Bergerak Sideways

Jumat, 16 Desember 2011 11:50 WIB

(Vibiznews - Stocks) - Sekretaris PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), Eddi Kurniadi, memaparkan bahwa perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 5-10% di 2012 sehingga mencapai nilai Rp 2,1 triliun.

ULTJ cukup optimis dengan target ini dikarenakan menurut mereka konsumsi susu di Indonesia masih cukup baik. Jumlah penduduk yang semakin bertambah dan positifnya pertumbuhan ekonomi nasional juga menjadi salah satu faktor penopang optimisme manajemen tersebut.

Sejak November lalu, saham ini bergerak konsolidatif pada kisaran support dan resistancenya di Rp. 1040,00-Rp. 1160,00. Support dan resistance kedua masing-masing berada pada Rp. 850,00 dan Rp. 1250,00. Dari indikator ADX, saham ini tengah berada pada masa bullish dengan intensitas yang cukup kuat.

Pada perdagangan kemarin (15/12), saham ini ditutup pada harga Rp. 1080,00, naik 10 poin (0.93%) dari perdagangan hari sebelumnya. Jumlah transaksinya sendiri mencapai 704 lot dengan total value Rp. 380 Juta.

Biayai Anak Perusahaan, BRPT Bergerak Sideways

Jumat, 16 Desember 2011 11:45 WIB
(Vibiznews - Stocks) - Pembiayaan sebesar US$ 4 juta atau Rp 36,4 miliar diberikan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) untuk anak usahanya, PT Petrogras Pantai Madura. Dana ini memiliki jangka waktu dua tahun dengan bunga 10% di tahun pertama dan 5% di tahun kedua. Modal kerja yang besar dibutuhkan oleh PT Petrogas Pantai Madura karena masih berada pada tahap pengembangan. Kepemilikan saham Barito di Petrogas sendiri adalah sebesar 49%.

Petrogas merupakan perusahaan yang bergerak dalam pertambangan minyak dan gas bumi yang terletak di Pantai Madura, Jawa Timur. Dana US$ 4 juta tersebut akan digunakan Petrogas untuk biaya operasional atas kepemilikan 10% participating interest pada Madura Offshore Production Sharing Contract dengan harapan akan memberikan kontribusi positif bagi BRPT.

Dari awal bulan ini, BRPT terus bergerak mendatar dan akhirnya dibuka pada harga Rp 790,00 hari ini (16/12). Indikator teknikal menandakan bahwa saham BRPT berada pada trend bearishnya, dengan support dan resistance pada level Rp 740,00 dan Rp 840,00.

Revisi, Reccurring Income Meningkat, APLN Terancam Koreksi

Jumat, 16 Desember 2011 11:40 WIB

(Vibiznews - Stocks) - Pendapatan rutin (recurring income) PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menjadi 10% di kuartal IV tahun ini dari sebelumnya yang hanya 5%. Pada Agustus 2011 yang lalu APLN mengakuisisi PT Karya Gemilang Perkasa , pemilik PT Pluit Propertindo senilai Rp 300,85 miliar. PT Pluit Propertindo merupakan pemilik dan pengelola Emporium Pluit Mall, di Jakarta Utara. Dengan akuisisi ini, Agung Podomoro Land akan menguasai mayoritas saham Pluit Propertindo yaitu sebesar 52,78%. Akuisisi inilah yang akhirnya mendorong kenaikan recurring income tahun ini.

Melihat banyaknya  proyek perkantoran, pusat ritel, dan hotel milik perseroan yang telah beroperasi, recurring income Agung Podomoro akan kembali naik tahun depan. Perusahaan menargetkan porsi recurring income dalam lima tahun kedepan akan mencapai 30%. Salah satu proyek yang akan mendukung kenaikan adalah beroperasinya mal yang baru dibuka pada 15 Desember dan gedung perkantoran yang baru mulai beroperasi Februari 2012 di superblok Kuningan City.

Meningkat drastis selama seminggu ini, APLN dibuka pada harga Rp 350 hari ini (16/12), naik 5 poin dari harga penutupan kemarin. Secara teknikal, APLN berada pada trend bullishnya dan memasuki area overbought, sehingga ada kemungkinan akan terkoreksi.

Dapatkan Pinjaman dari BBCA, ELSA Tampaknya Akan Terkoreksi

Jumat, 16 Desember 2011 11:30 WIB

(Vibiznews - Stocks) - PT Elnusa Tbk (ELSA) telah menjaminkan aset perseroan untuk mendapatkan kredit dari Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai maksimum US$122,5 juta. Aksi ini telah disetujui dalam RUPSLB perseroan. Hal tersebut dipaparkan oleh Sekretaris Perusahaan Elnusa (ELSA) Heru Smodra Kemarin (15/12).

Dana pinjaman ini akan digunakan oleh perusahaan untuk membayar hutang-hutang perseroan. Hal ini diharapkan akan memberikan fleksibilitas arus kas perseroan, mempermudah pengelolaan pinjaman korporasi serta menambah kapasitas operasional dalam rangka meningkatkan daya saing perseroan.

Dari sisi teknikalnya, saham ini sudah cukup lama bergerak sideways pada kisaran support dan resistancenya, yakni dari November hingga saat ini pada level Rp. 205,00-Rp. 230,00. Indikator ADX memberikan indikasi bahwa saham ini juga tengah berada pada masa bullishnya dengan intensitas yang kuat.

Masuk Industri Batubara, MEDC Cenderung Terkoreksi

umat, 16 Desember 2011 11.00 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Medco energi International Tbk (MEDC) berencana untuk masuk kedalam industri batubara. Seperti yang diungkapkan oleh Presiden Direktur MEDC Lukman Mahfoedz bahwa hal tersebut merupakan pertama kalinya perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi minyak dan gas masuk ke bisnis batubara.

Rencana ini kemungkinan akan dilakukan pada tahun 2012 mendatang. Lukman melanjutkan bahwa produksi awal bisa mencapai 8.000 ton per bulan dan bisa berproduksi hingga 45.000 ton per Juni mendatang. Sedangkan untuk produksi sendiri akan dilakukan di Nunukan Sumatera. Sedangkan untuk target pasar masih didominasi oleh pasar domestik.

Mengalami pelemahan dalam sepekan terahir, saat ini MEDC berada pada level 2.425 (16/12). Indikator stochastic memberikan sinyal downtrend setelah meninggalkan area overbought. Sedangkan pada MACD, cenderung masih konsolidasi, dimana trend mendatar dengan histogram yang tipis.

Dapatkan Dana Pinjaman Rp4,7 Triliun, KRAS Akan Terkoreksi

Jumat, 16 Desember 2011 10.50 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) akan segera mendapatkan pinjaman sebesar Rp4,7 triliun dari sindikasii perbankan diamana terdapat 7 bank dan tiga diantaranya dari Indonesia. Pinjaman tersebut diharapkan dapat diterima pada Februari 2012 mendatang. Sedangkan untuk tenor pinjaman selama 2 tahun plus 8 tahun.

Pinjaman itu sendiri nantinya akan digunakan untuk proyek blast furnice, dimana proyek tersebut memakan dana investasi hingga US$528 juta. Tercatat hingga kuartal III-2011, laba bersih mencapai Rp1,05 triliun. Angka tersebut didorong oleh raihan pendapatan sebesar Rp12,65 triliun. Dengan perolehan tersebut, tingkat ROE menjadi 10,05% dan ROA menjadi 5,05%.

Cenderung flat dalam sebulan terahir, hari ini KRAS dibuka melemah ke level 830 (16/12). Indikator stochastic memberikan sinyal downtrend, dimana KRAS terjadi deadcross pada perdagangan kemarin. Sedangkan MACD masih konsolidasi, dimana trend mendatar dengan histogram yang tipis.

Wednesday, December 14, 2011

IDKM Bukukan Kenaikan Laba Bersih Hingga 310 Persen

Rabu, 14 Desember 2011 15.00 WIB
(Vibiznews – Stock) PT Indonsiar Karya Media Tbk (IDKM) membukukan kenaikan laba bersih kuartal III-2011 sebesar 310,95% menjadi Rp110 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan hasil pendapatan bersih sebesar Rp639 miliar, atau naik sebesar 5,33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010.

Namun pada pos laba kotor mengalami penurunan hingga 18,44% menjadi Rp266 miliar. Begitu juga dengan laba usaha yang terpangkas hingga 24,22% menjadi Rp116 miliar. Sedangkan hingga bulan September 2011, total aset tumbuh sebesar 15,58% menjadi Rp1,1 triliun. Total ekuitas meningkat hingga 14,20% menjadi Rp341 miliar.

Tunda Joint Venture ke 2012, KAEF Akan Melemah

Rabu, 14 Desember 2011 14:45 WIB

(Vibiznews - Stocks) Rencana PT Kimia Farma Tbk untuk melakukan investasi patungan (joint venture) dengan perusahaan China Tianjin King York Co Ltd untuk membangun pabrik obat injeksi corticosterd senilai Rp 216 miliar dan berkapasitas produksi 100 juta unit di Indonesia dan pembangunan tiga apotek di Malaysia tertunda hingga tahun 2012. Hal ini terjadi karena kesepakatan dalam porsi kepemilikan belum terselesaikan.

Tidak terselesaikannya kesepakatan terjadi karena Kimia Farma menginginkan kepemilikan lebih besar. Pihak KAEF menginginkan minimal 51% dari kepemilikan. Kontribusi awal yang dilakukan perusahaan awalnya adalah 50% atau sebesar Rp 108 miliar, namun karena menginginkan lebih, investasi tahun depan akan ditambah menjadi Rp 200 miliar.

Bergerak naik sejak seminggu yang lalu, KAEF berada pada harga Rp 290,00 setelah penutupan perdagangan sesi I hari ini (14/12). Dari sisi teknikal, KAEF berada pada masa bullishnya dan sedang menuju tahap overbought.

Siapkan Dana Capex Hingga US$160 Juta, BRAU Bergerak Sideways

Rabu, 14 Desember 2011 14.50 WIB
(Vibiznews – Stock) PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) telah membuat anggaran dana belanja modal (capex) untuk tahun 2012 mendatang sebesar US$160 juta. Rencananya belanja modal tersebut akan digunakan untuk hauling dan pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan dan jalan. Untuk sumber pendanaan sendiri, perseroan akan menggunakan dana dari kas internal.

Dengan dana capex yang telah dianggarkan tersebut, perseroan yakin dengan produksi yang mencapai 23 juta ton. Sedangkan harga jual rata-rata diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi US$80 dari tahun ini sebesar US$81. Sementara itu, perseroan telah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 60% dari total produksi.

Cenderung konsolidasi dalam sepekan terahir, hari ini BRAU ditutup pada level 435 (14/12). Indikator stochastic memberikan sinyal sideway, dimana trend bergerak pada kisaran 55%. Begitu juga dengan MACD, trend bergerak flat dimana histogram positif mendatar. Sedangkan dalam trend tahunannya, BRAU bergerak bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Targetkan Kenaikan Produksi, Buy on Weakness Terhadap HRUM

Rabu, 14 Desember 2011 11:30 WIB

(Vibiznews - Stocks) - Tahun depan, PT Harum Energy Tbk (HRUM) menargetkan kenaikan produksi menjadi 13,5 juta ton, naik 28,5% dari proyeksi produksi pada tahun 2011 ini yang sebesar 10,5 juta ton.

Produksi HRUM hingga kuartal III 2011 adalah 5,8 juta ton, naik 61,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu 3,6 juta ton. Penjualan mencapai 6,2 juta ton, naik 34,7% dibanding periode sama tahun lalu yaitu 4,6 juta ton.

Mengalami penurunan pada minggu lalu, hari ini (14/12) HRUM dibuka pada harga Rp 7100,00, turun 100 poin dari penutupan hari sebelumnya. Dari sisi teknikal saat ini HRUM berada pada trend bearishnya.

Kuasai 53,38% Penjualan Mobil Nasional, ASII Cenderung Terkoreksi

Rabu, 14 Desember 2011 11:25 WIB

(Vibiznews - Stocks) - Sampai dengan November 2011, penjualan mobil PT Astra International Tbk (ASII) menguasai hingga 53,83% dari total penjualan nasional yakni sebanyak 438.111 unit. Namun beberapa produksi  ASII seperti Daihatsu dan Toyota mengalami penurunan penjualan.

Dengan trend yang bergerak naik sejak bulan lalu, hari ini ASII dibuka pada harga Rp 74.950,00 (14/12). Saham ini berada pada trend bullishnya, akan tetapi telah lama memasuki masa overbought, sehingga ada kemungkinan untuk terkoreksi.

Cari Pinjaman Dana USD 60 Juta, KBRI Tidak Bertenaga

Rabu, 14 Desember 2011 11:15 WIB

(Vibiznews - Stocks) - PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI), dari keterangan direktur KBRI, Ito Prawiro kemarin (13/12) menyatakan bahwa perseroan tengah mencari pinjaman sebesar USD60 juta.

Untuk saat ini mereka masih melakukan negosiasi dengan bank lokal. Dana itu sendiri rencananya akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan paper machine (PM) 2. Diharapkan kucuran dana ini paling lambat akan didapatkan pada semester I-2012 mendatang. Ia menambahkan bahwa saat ini pembangunan PM 2 telah mencapai 85%-90%.

PM 2 sendiri dilansir dapat melakukan produksi hingga 15.000 ton per tahun. Padahal, produksi perseroan saat ini hanya 700–800 ton per bulan. Oleh karena itu, ia menyatakan jika tidak mendapatkan pinjaman, maka mereka akan mencoba untuk menggandeng partner strategis.

Secara teknikal, saham ini telah cukup lama bergerak sideways, yakni dari September lalu.Saham ini berada dalam trend bearish dengan support dan resistance pada Rp. 50,00- Rp. 60,00.
Pergerakan saham KBRI yang sangat stagnan ini mungkin disebabkan dari rendahnya kinerja perusahaan. Pada Q3 ini, jumlah aset perseroan turun 29,99% menjadi sebesar Rp746,26 miliar serta pendapatan usaha turun drastis sebesar 86,38% menjadi Rp7,97 miliar dari sebelumnya Rp58,52 miliar.

Tuesday, December 13, 2011

Tingkatkan Emisi Obligasi Berkelanjutan, ADMF Masih Stagnan

Selasa, 13 Desember 2011 14:40 WIB

(Vibiznews-Stocks)  PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) memperoleh permintaan obligasi yang cukup besar. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Keuangan ADMF, I Dewa Made Susila, di Jakarta, Senin kemarin (12/12). Dari perencanaan awal yang hanya 2 Trilliun, indikasi permintaan awal yang ada mencapai nilai 3 Trilliun. Oleh karena itu, perseroan akan meningkatkan jumlah emisi obligasi berkelanjutan tahap I menjadi Rp 2,55 triliun.

Obligasi ini sendiri akan diterbitkan dalam 3 seri, yakni seri A sebesar Rp 323 miliar dengan tenor 2 tahun dan kupon 7,75%, seri B sebesar Rp 665 miliar dengan tenor 3 tahun dan kupon 8% , Seri C sebesar sebesar Rp 1, 385 triliun dengan tenor 5 Tahun dan kupon 9%.

Dana ini sendiri akan digunakan untuk  mendukung pertumbuhan bisnis perseroan dalam hal pembiayaan kredit kendaraan bermotor.

Secara teknikal, saham ini masih berada pada area bearishnya dengan histogram positif yang memendek. Support dan resistancenya berada pada level Rp. 10.650,00-Rp. 11.500,00.


Jika support ini tertembus, maka level support berikutnya berada pada Rp. 9.350,00. Sedangkan, jika resistancenya yang tertembus, maka resistance berikutnya berada pada Rp. 12.150,00. Sampai penutupan sesi 1 hari ini, saham ini masih stagnan di level Rp. 1.130,00 , belum ada satupun transaksi yang terjadi.

KBLV Siapkan Dana US$60 Juta Untuk Capex

Selasa, 13 Desember 2011 11.45 WIB

(Vibiznews – Stock) PT First Media Tbk (KBLV) telah menyiapkan dana hingga US$60 juta yang diperuntukan sebagai dana belanja modal (capex) tahun 2012. Nantinya dana tersebut akan digunakan perseroan untuk memperkuat jaringan layanan internet braodband dengan target mencapai 200 ribu home pas (jangkauan kabel ke rumah).

Besarnya capex tersebut meningkat jika dibandingkan dengan dana capex tahun 2010 lalu. Sedangkan untuk dananya sendiri berasal dari kas internal perseroan, pinjaman bank maupun dari pasar modal. Tercatat hingga saat ini internet menyumbang 48% pendapatan perseroan, Tv Kabel hingga 26% dan DCS sebesar 11%.

Bunga Kredit Bank Mandiri Turun Menjadi 11,68 Persen

Selasa, 13 Desember 2011 11.25 WIB
(Vibiznews – Stock) PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) baru saja menurunkan suku bunga kreditnya sebesar 50 basis poin (bps). Penurunan tersebut merespon Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 75 bps. Saat ini Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Bank Mandiri berada di level 11,68%. Tambah lagi, BMRI bersedia menurunkan kembali suku bunga kredit bila BI melakukan revisi terhadap BI Rate.

Bank Mandiri juga berencana untuk menurunkan kembali suku bunga kreditnya, namun terlebih dahulu agar melakukan kajian seperti pada cost of fund. Jika saja Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan kembali sebesar 50 bps, maka SBDK Bank Mandiri bisa mencapai 11,18%.

Bank BNI Telah Mengucurkan Kredit Rp19 Triliun ke Industri Unggulan

Selasa, 13 Desember 2011 11.08 WIB

(Vibiznews – Stock) Tercatat hingga kuartal III-2011 PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah mengucurkan kredit ke industri unggulan mencapai 54,3%. Meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut didorong oleh ekspansi perseroan, dimana BBNI menyiapkan dana hingga Rp19,6 triliun dan sebesar 60,6% nya atau senilai Rp11,9 triliun mengalir ke industri unggulan.

Hingga kuartal III-2011, industri unggulan yang memiliki peningkatan tinggi terjadi pada industri pertambangan migas dan non-migas yang mencapai 43% serta kelistrikan mencapai 75% dibandingkan dengan tahun buku 2010. Namun buruknya infrastruktur membuat biaya logistik naik, akibat dari kondisi infrastruktur, topografi dan pungutan liar menambah beban hingga 14%.

Investasi 1,5 Trilliun untuk Pengembangan Jaringan,BNII Masih Cenderung Terkoreksi

Selasa, 13 Desember 2011 11:00 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Bank International Indonesia Tbk (BNII) telah mengalokasikan capex senilai US$ 1,5 juta di tahun ini. Dana ini digunakan untuk pengembangan jaringan elektronik untuk peningkatan teknologi informasi.

Direktur Consumer Banking BII,Stephen Liestyo, menyatakan bahwa layanan ini nantinya akan memudahkan transaksi sehingga diharapkan DPK dan pendapatan non bunga akan meningkat.

Senin kemarin ( 12/12), BNII juga baru meluncurkan fitur baru transfer online antar bank melalui layanan internet banking. Lebih lanjutnya, Laksono, Senior Vice President Electronic Banking Head BII, mengatakan pengembangan fitur baru ini membutuhkan investasi senilai US$ 20 ribu.

Secara fundamental, di Q3 2011 ini, tingkat pengembalian BNII yakni ROA dan ROEnya masing-masing adalah sebesar 0,81% dan 9,37%, jauh dibawah pesaingnya, BBRI (3,46% dan 29,25%). Disamping itu, PER BNII juga sangat tinggi yakni sebesar 32,63x berbanding BBRI 11,98x.

Sejak pertengahan September lalu hingga saat ini, BNII bergerak sideways pada kisaran support dan resistancenya di Rp. 355,00-Rp. 455,00. Jika resistance ini tertembus, maka target harga berikutnya berada di Rp. 520,00. Dari indikator ichimoku, saham ini sendiri tengah berada pada trend bearishnya.

Friday, December 9, 2011

Salurkan Kredit Program Kemitraan, BMRI Berpotensi Naik

Jumat, 09 Desember 2011 16:00 WIB

(Vibiznews – Stocks) Sampai dengan November 2011, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah menyalurkan kredit sebesar Rp 766,11 miliar untuk lebih dari 45 ribu mitra binaan perusahaan yang terdiri dari pengusaha kecil. Target BMRI  pada tahun ini adalah memberikan Rp 120 miliar sehingga outstanding kredit kepada mitra binaan pada akhir 2011 berada pada kisaran Rp 800 miliar.Tujuan kemitraan ini adalah membantu pengusaha kecil yang mempunyai prospek usaha bagus tetapi belum bankable. Plafon kredit yang diberikan maksimal Rp 40 juta.

Beberapa mitra binaan dari Bank Mandiri telah naik peringkat menjadi debitor mikro sehingga bisa mendapat kredit dengan plafon hingga Rp 100 juta bahkan ada yang sampai Rp 5 miliar. Hingga November 2011, total kredit BMRI telah mencapai Rp 267 triliun (bank only), naik Rp 8 triliun dibanding September 2011.

Dari indikator teknikal, baik harian maupun mingguan BMRI berada pada trend bullishnya. Pada penutupan sesi I hari ini (09/12) BMRI berada pada harga Rp6500,00. 

Anggarkan Capex Rp 495 Miliar untuk 2012, BLTA Cenderung Bergerak Sideways

Jumat, 09 Desember 2011 15:50 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA), dari ketengan Peter Chayson, Investor Relation BLTA menyatakan bahwa perseroan tengah mengalokasikan capex di 2012 senilai US$ 55 juta atau sekitar Rp 495 miliar. Investasi ini lebih rendah dari yang dilakukan di tahun 2011 yang mana mencapai US$ 120 juta.

Capex ini direncanakan akan digunakan unruk kebutuhan operasional perusahaan serta menambah kekurangan dana pembelian kapal. Dana investasi ini akan diperoleh dari kas internal sebanyak 30%, sedangkan sisanya akan diperoleh dari pinjaman perbankan.

Secara teknikal, dalam jangka panjang, MACD mengindikasikan bahwa baru terjadi golden cross dengan histogram positif yang memanjang. Support dan resistance untuk saham ini berada pada Rp. 170,00 – Rp. 230,00. Jika resistance ini tertembus, maka target harga selanjutnya adalah adalah Rp. 270,00. Dari stochasticnya, saham ini telah cukup lama berada pada area oversoldnya, namun tampak belum ada gairah dan tanda-tanda untuk bangkit hingga saat ini.

Sampai penutupan perdagangan sesi 1 di akhir pekan ini (09/12), saham ini bertengger di harga Rp. 189,00 , turun 2 poin (-1.05%) dari penutupan perdagangan kemarin. BLTA juga baru diperdagangkan sebanyak 107 kali dengan total volume 26159 lot dan total value Rp. 2,476 Miliar.

Bangun Pembangkit Listrik Berkapasitas 15,5 megawatt (MW), UNSP Bergerak Sideways

Jumat, 09 Desember 2011 15:45 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) berencana membuat pembangkit tenaga listrik berkapasitas 15,5 megawatt (MW) di Februari 2012. Pembangkit listrik ini didirikan guna menggantikan pembangkit bermesin diesel pabrik oleokimia. Hal ini diupayakan guna memangkas biaya energy hingga 40%. Untuk investasinya sendiri, dibutuhkan dana sekitar U$ 20juta-US$ 25 juta.

Dana ini akan diperoleh baik dari internal maupun external. Bobby Gafur S. Umar, Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk telah menyatakan bahwa akan ada investor China yang ikut dalam pembangunan pembangkit listrik bersama perseroan tersebut.

Sejak pertengahan September hingga saat ini , UNSP cukup menguat namun masih berada dalam rentang support dan resistance pada level Rp. 235,00-Rp. 300,00. Dari indikator ichimoku, saham ini masih berada pada trend bearishnya.

Siapkan Capex Hingga US$80 Juta, FASW Cenderung Terkoreksi

Jumat, 09 Desember 2011 14.40 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) menganggarkan besarnya dana belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun 2012 mendatang sebesar US$80 juta. Dana capex tersebut akan digunakan perseroan untuk membeli satu mesin baru dan memodifikasi mesin yang sudah ada. Mesin dengan jenis PM6 dan modifikasi jenis PM7.

Untuk pembelian mesin baru sendiri memakan biaya investasi sebesar US$50 juta sedangkan untuk memodifikasi memakan dana hingga US$30 juta. Namun untuk mesin baru tersebut masih belum bisa dipastikan, karena mesin itu sendiri masih dlam tahap desain.

Meningkat tajam pada minggu lalu, saat ini FASW bercokol di level 4.050 (9/12). Namun pada indikator stochastic masih memberikan sinyal bearish setelah beberapa hari kebelakang mengalami koreksi. Sedangkan pada indikator MACD trend masih menguat didorong oleh histogram yang memanjang. Begitu pula pada trend tahunan yang bullishm dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Siapkan Capex 750 Milliar di 2012, CTRS Masih Akan Terkoreksi

Jumat, 09 Desember 2011 12:00 WIB

(Vibizmanagement-Stocks)  PT Ciputra Surya Tbk(CTRS) , dari keterangan Harun Hajadi, Direktur Utama Ciputra Surya kemarin (08/12) menyatakan bahwa perseroan akan melakukan  pembangunan Ciputra World Surabaya tahap kedua dan proyek-proyek baru di sektor residensial. Oleh karena itu perusahaan telah menyiapkan anggaran belanja modal sekitar Rp 750 miliar di 2012 untuk melancarkan aksinya itu. Dana Capex itu sendiri seutuhnya akan berasal dari kas internal perusahan.

Dari sisi fundamental, CTRS memiliiki ROA maupun ROE yang sedikit lebih baik dari pesaing sejenisnya, BSDE. ROA dan ROE CTRS masing-masing adalah sebesar 6.72% dan 10,9% berbanding BSDE 6.36% dan 10.36%. Sedangkan dari sisi PERnya, PER CTRS jauh lebih rendah yakni hanya sebesar 8.17x berbanding BSDE 18.84x. Oleh karena itu, saham ini masih cukup layak untuk dikoleksi.

Secara teknikal, Indikator MACD menunjukkan bahwa saham ini berada pada trend bullishnya dengan histogram positif yang memendek. Support pertamanya berada di level Rp. 750,00 dan resistance pertamanya ada di level Rp 800,00 Sedangkan, support dan resistance keduanya masing-masing berada di level Rp. 880,00 dan Rp. 980,00.

Bangun Pabrik Terigu Baru, STTP Masih Sepi Transaksi

Jumat, 09 Desember 2011 11.30 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Siantar Top Tbk (STTP) berencana untuk membangun pabrik terigu baru yang berlokasi di Sidoarjo jawa Timur. Saat ini perseroan baru saja menyelesaikan kontrak pembelian tanah dengan dua perusahaan terafiliasi yaitu PT Benteng Sejahtera dengan harga Rp46,35 miliar, kemudian membeli tanah kepada Siantar Tiara seharga Rp43,04 miliar.

Melihat kinerja perseroan hingga kuartal ketiga tahun 2011, pendapatan perseroan meningkan hingga 46,77% menjadi Rp760 miliar. Kenaikan tersebut mendorong laba bersih naik hingga 31,8% menjadi Rp28,6 miliar. Sedangkan laba operasional meningkat sebesar 42,27% menjadi Rp45,1 miliar. Dengan pertumbuhan tersebut, ROE naik menjadi 6,02% dan ROA menjadi 3,59%.

Memiliki tingkat likuiditas yang rendah, saat ini STTP berada pada level 700 (9/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish setelah bebrapa hari lalu terjadi gap down. Begitu juga dengan MACD, dimana trend terus turun, tertekan oleh histogram negatif yang memanjang. Namun dalam trend tahunannya, STTP masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Thursday, December 8, 2011

Anggarkan Capex Hingga US$450 Juta, KRAS Cenderung Konsolidasi

Kamis, 08 Desember 2011 14.00 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah menganggarkan biaya belanja modal untuk tahun 2012 sebesar US$450 juta. Rencananya capex tersebut akan digunakan untuk membiayai beberapa proyek di tahun depan. Sedangkan sumber pendanaan capex itu sendiri berasal dari kas internal maupun dari konsorsium bank lokal maupun asing.

Sebagian dari capex tersebut adalah carry over dari capex tahun 2011 yang rencananya akan digunakan untuk membiayai proyek strategis seperti proyek Blast Furnave dan moderenisasi fasilitas steel making, pembangunan power plan dan pembangunan pelabuhan.

Bergerak flat dalam dua pekan terahir, saat ini KRAS berada pada level 830 (8/12). Indikator stochastic memberikan sinyal konsolidasi, dimana trend bergerak di kisaran 35%. Begitu juga dengan MACD, trend bergerak mendatar dengan histogram yang tipis. Sedangkan dalam trend tahunannya, KRAS cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Targetkan Pertumbuhan Laba Bersih 50% di 2012, CTRA Masih akan Cenderung Melemah

Kamis, 08 Desember 2011 11:55 WIB

(Vibiznews-Stocks)  Direktur PT Ciputra Development Tbk(CTRA), Tulus Santoso menyatakan bahwa perusahaan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 50% di 2012. Untuk merealisasikan hal tersebut, perusahaan akan menyiapkan belanja modal kerja senilai Rp. 2 trilliun di 2012. Dana capex sendiri akan didanai dari kas internal senilai 500 miliar, sedangkan sisanya akan diperoleh dari pinjaman perbankan.

Dari sisi fundamental, dari data kuartal ketiga 2011,tingkat pengembalian CTRA yakni ROA dan ROE nya berturut turut adalah sebesar 2.22% dan 3.09%, yang mana kurang baik dibanding  perusahaan sejenis seprti ASRI, dimana ROA dan ROE ASRI berturut-turut adalah sebesar 7.60% dan 16.19%. Sedangkan dari PER nya, juga tinggi yakni 32.24x berbanding ASRI yang hanya sebesar 16.60x.

Dari sisi teknikal, CTRA tengah berada pada masa bullishnya dengan intensitas kekuatan yang masih lemah. Support dan resistancenya sendiri berada pada level Rp. 530,00- Rp. 600,00. Dari stochasticnya, CTRA hampir menuju daerah overboughtnya, sehingga berpotensi akan adanya koreksi.

Targetkan Laba Bersih Naik 50% di 2012, Buy On Weakness for INAF

Kamis, 08 Desember 2011 11:35 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Indofarma Tbk(INAF), berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Ahdia Amini, Sekretaris Perusahaan Indofarma, menargetkan laba bersih sebesar Rp.60 miliar di 2012 atau naik 50% dari proyeksi tahun 2011 ini (RP. 40 miliar).

Kenaikan Laba bersih tersebut akan ditopang dari pertumbuhan penjualan serta upaya efisiensi bahan baku yang akan dilakukan. Efisiensi bahan baku dilakukan dengan mencari supplier sehingga harga yang didapatkan bisa lebih kompetitif. Penjualan sendiri ditargetkan minimal 1,5 triliun, naik sekitar 50% dari proyeksi tahun ini.

Pihaknya juga menambahkan lebih lanjut bahwa  pertumbuhan ini menggunakan asumsi  bahwa tidak ada situasi yang mengganggu industri farmasi serta kurs yang stabil.

Sejak awal Oktober 2011, saham ini telah reli dari Rp.69,00 sampai pembukaan hari ini (08/12) di Rp.136,00. Indikator ADX juga memberikan indikasi bahwa saham ini sedang berada pada trend bullishnya dengan intensitas yang kuat. Support dan resistancenya sendiri berada pada Rp.126,00-RP. 142,00.

Divestasi Dua Anak Usaha, IMAS Menuju Support

Kamis, 08 Desember 2011 11.30 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) baru saja melepas dua anak perusahaannya yaitu PT Indobuana Pangsaraya (IBPR) dan PT Indomobil Insurance Consultant (IMIC). Hal tersebut dilakukan karena kedua perusahaan tersebut dinilai tidak memberikan kontribusi yang baik bagi perseroan.

IBPR yang bergerak di bidang dealer kendaraan dilepas sebesar 90% kepemilikan kepada PT Tritunggal Intipermata (TIP) dan PT Indomobil Manajemen Corpora (IMC) dengan nilai total Rp2,7 miliar. Sedangkan anak usaha IMAS yaitu PT IMG Sejahtera Langgeng  (IMGSL) juga menjual 80% saham IMIC yang beroprasi dibudang borker asuransi kepada TIP dan IMC dengan nilai Rp2,58 miliar.

Bergerak melemah dalam sepekan terahir, hari ini IMAS berada pada level 12.300 (8/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana trend terus turun menuju area oversold. Begitu juga dengan MACD, trend tertekan oleh histogram negatif yang memanjang. Namun dalam trend tahunannya IMAS masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Berencana Lakukan Refinancing, TLKM Berpeluang Menguat

Kamis, 08 Desember 2011 11.10 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) hutangnya yang akan jatuh tempo pada tahun 2012 mendatang. Hutang dengan nilai minimal Rp3 triliun tersebut berasal beberapa perbankan seperti Bank BNI, Mandiri, Bank BRI dan Bank BCA.

Sementara untuk tahun depan perseroan optimis jika perseroan akan mengalami pertumbuhan sama dengan industri yaitu pada kisaran 6-8%. Sedangkan untuk dana belanja modal atau capex, perseroan telah menyiapkan dana hingga Rp15 triliun. Dana capex itu sendiri berasal dari kas internal perusahaan sebesar 70%, refinancing sebesar 20% dan sisanya sebesar 10% dari pinjaman perbankan.

Memiliki trend major yang konsolidatif, saat ini TLKM berada pada level 7.300 (8/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish setah rebound di area oversold minggu lalu. Sedangkan downtrend pada MACD terdorong naik oleh histogram negatif yang memendek. Sedangkan dalam trend tahunannya, TLKM cenderung sideway dimana candle sitck bergerak pada garis EMA 200.

Wednesday, December 7, 2011

Targetkan Penjualan tumbuh 20% di 2012, BRNA Masih Stagnan

Rabu, 07 Desember 2011 15:00 WIB

(Vibiznews-Stocks)  Lim Eng Khim, Presiden Direktur Berlina  Selasa kemarin (06/12) menyatakan bahwa di tahun 2012 , emiten plastik kemasan ini  menargetkan penjualan tumbuh sebesar 15-20% menjadi Rp 781 miliar dari  proyeksi pendapatan tahun ini Rp 651 miliar. Peningkatan ini akan dikontribusikan dari proyek organik perusahaan, baik dari proyek pelanggan lama maupun proyek dari pelanggan baru.

Ia menambahkan, untuk target penjualan sendiri, 90% masih berasal dari pasar domestik, dan 10% lainnya dari pasar ekspor. BRNA tidak memfokuskan pengembangan penjualan ekspor dengan mempertimbangkan efisiensi biaya produksi dan distribusi.

Hingga saat ini, 3 pabrik perseroan memiliki kapasitas produksi sebesar 13 ribu ton per tahun. Untuk kedepannya, perseroan berencana menaikkan kapasitas produksi sebesar 10-20%. Oleh karena itu, BRNA juga menganggarkan belnja modal (capex) senilai
100 miliar- Rp 150 miliar dengan sumber pendanaan sebesar 30% dari kas internal dan 70% lainnya dari pinjaman perbankan. Saat ini perseroan sedang menjajaki fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri Tbk, The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC)Indonesia, serta PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)

Secara teknikal, dalam jangka panjang BRNA masih berada pada trend bullishnya. Namun tidak dalam jangka pendek. Support dan resistancenya sendiri berada di level Rp. 1750,00 dan Rp. 1910,00. Hingga penutupan sesi 1 saham ini masih stagnan di Rp. 1800,00 dan belum ada transaksi satupun.

Bangun 2 Pabrik di 2012, JPFA Belum Ada Sinyal Rebound

Rabu, 07 Desember 2011 14.55 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) telah menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) untuk tahun 2012 sebesar Rp900 miliar. Rencananya dana capex tersebut akan digunakan untuk membangun dua pabrik baru yang terletak di Purwakarta dan Semarang, sedangkan saat ini saja perseroan telah memiliki 12 pabrik.

Dana capex tersebut akan diperoleh dari penerbitan obligasi senilai Rp750 miliar yang akan ditawarkan pada tahun 2012 mendatang, sementara sisanya berasal dari kas internal perusahaan. Untuk obligasi perusahaan akan menerbitkan Obligasi berkelanjutan I Tahun 2012 dengan nilai nominal maksimum Rp1,5 triliun, dengan bunga obligasi ditetapkan sebesar 9,5%-10,25% per tahun.

Melemah dalam sepekan terahir, saat ini JPFA berada pada level 4.250 (7/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish setelah trend mengalami deadcross pada kisaran 40%. Begitu juga dengan MACD dimana trend kembali turun, setelah histogram negatif sempat memendek. Sedangkan hari ini trend berhasil menembus EMA 200 ke bawah (deadcross).

Bangun 13 Juta Jaringan Kabel, TLKM Akan Mengetes Resistance

Rabu, 07 Desember 2011 14.30 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menyiapkan dana sebesar Rp21,19 triliun untuk membangun infrastruktur homepass (jaringan kabel) yang akan dilakukan pada periode 2011-2015. Rencananya perseroan akan membangun hingga 13 juta jaringan kabel yang dapat beroperasi pada tahun 2015 mendatang.

Homepass (jaringan kabel) itu sendiri adalah aksi korporasi dalam merespon program pemerintah Master Plan Percepatan, Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yaitu dengan memasang true broadband yang dapat diakses hingga kecepatan 20-100 Mbps. Ditargetkan pada 2015 mendatang 497 kota di Indonesia akan terjangkau oleh layanan ini.

Memiliki trend major yang konsolidatif, saat ini TLKM berada pada level 7.250 (7/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish setah rebound di area oversold minggu lalu. Sedangkan downtrend pada MACD terdorong naik oleh histogram negatif yang memendek. Sedangkan dalam trend tahunannya, TLKM cenderung sideway dimana candle sitck bergerak pada garis EMA 200.

Anggaran Capex Lebih Besar, DILD Makin Terpuruk

Rabu, 07 Desember 2011 13.55 WIB
(Vibiznews – Stock) PT Intiland Development Tbk (DILD) telah menganggarkan dana belanja modal (capital expanditure/capex) melebihi anggaran belanja modal tahun ini sebesar Rp1 triliun. Anggaran belanja modal tersebut nantinya akan digunakan untuk modal menjalankan beberapa proyek baru yang akan dimulai. Seperti Pembangunan gedung perkantoran di Jalan TB Simatupang dan Aeropolisi Residen di Cengkareng.

Sedangkan tahun ini perseroan telah merealisasikan hampir seluruh dana capexnya. Dimana dana tersebut disalurkan ke dalam 5 proyek, seperti Park Residence, Graha Natura, Telaga Bestari dan Whiz Hotel. Untuk sumberdananya sendiri perseroan memperoleh dari kas internal sebanyak 50% dan sisanya dari pinjaman perbankan.

Bergerak turun dalam satu bulan terakhir, saat ini DILD berada pada level 181 (7/12). Indikator stochastic memberikan sinyal konsolidasi pada area oversold. Sedangkan pada MACD, downtrend terdorong naik oleh histogram yang memendek. Untuk trend tahunannya, DILD masih bearish dimana candle stick bergerak menjauh di bawah EMA 200.

Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 18%, EMTK Masih Belum Bertenaga

Rabu, 07 Desember 2011 12:55 WIB

(Vibiznews-Stocks) PT Elang Mahkota Teknologi Tbk(EMTK) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 18% di 2012. Hal ini akan diupayakan dengan meningkatkan mutu program dan rating sehingga meningkatkan iklan pada dua anak usahanya PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM).

Hal ini dinyatakan oleh Susanto Suwarto, Presiden Direktur PT Elang Mahkota. Ia juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional yang ada tahun depan (sekitar 6,5%) juga  akan mendorong pertumbuhan bisnis media perusahaan kedepannya.

Sebagai informasi tambahan.pada kuartal ketiga 2011 ini, pendapatan EMTK naik 22,2% menjadi Rp 3,04 triliun dari Rp 2,48 triliun di periode yang sama tahun lalu. Pendapatan iklan naik 38,5% yang berkontribusi 66,9% atau terbesar terhadap pendapatan usaha. Laba usaha perusahaan naik 71,04% menjadi Rp 963 miliar. Laba bersih konsolidasi Elang Mahkota naik signifikan 107,4% menjadi Rp 672 miliar. meningkat 54,2% menjadi Rp 6,65 triliun setelah mengakuisisi Indosiar. Ekuitas perusahaan sediri naik 19,3% menjadi Rp 3,72 triliun.

Secara teknikal, saham ini berada pada trend bullishnya dengan support dan resistance pada level Rp. 2550,00- Rp. 3000,00.

Sampai penutupan perdagangan sesi 1 hari ini, saham ini baru diperdagangkan sebanyak 24 lot dengan total value Rp. 32 juta. Harga penutupannya berada di RP. 2700,00 atau sama dengan penutupan kemarin.

Monday, December 5, 2011

Targetkan Laba Bersih 2012 Naik Hingga 50 Persen, DSSA Masih Konsolidasi

Senin, 05 Desember 2011 14.20 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) pada tahun 2012 menargetkan kenaikan laba bersih mencapai 50% dibandingkan dengan tahun ini menjadi US$60 juta. Sedangkan untuk tahun ini sendiri, DSSA optimis laba bersih bisa mencapai US$40 juta dengan pendapatan bisa mencapai US$500 juta.

Tercatat hingga kuartal III tahun 2011, pendapatan DSSA telah mencapai US$414,6 juta. Untuk laba bersih pada periode yang sama telah mencapai US$34,3 juta. Perolehan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan kapasitas produksi batubara, dengan produksi tahun ini sebesar 6 juta ton.

Berhasil rebound pada titik support terendahnya tahun ini, sekarang DSSA berada pada level 11.500 (5/12). Indikator stochastic cenderung flat di titik terendahnya, dimana trend bergerak di area oversold. Sedangkan MACD cenderung melemah tertekan oleh histogram negatif yang memanjang. Sedangkan trend tahunannya melemah, dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Penjualan Meningkat 16 Persen, MBTO Masih Lemah

Senin, 05 Desember 2011 14.05 WIB

(Vibiznews – Stock) Untuk periode 2012 mendatang PT Martina Berto Tbk (MBTO) memiliki target untuk penjualan kotor (gross sale) mengalami kenaikan hingga 16% atau sebesar Rp750 miliar dibandingkan dengan tahun 2011 ini. Sedangkan laba bersih ditargetkan naik hingga 9,8% atau sebesar Rp46 miliar.

Hingga akhir tahun 2011, perseroan optimis jika penjualan akan mencapai Rp647 miliar dan laba bersih mencapai Rp42 miliar. Untuk dana belanjang modal (capex) tahun mendatang, perseroan akan menyiapkan dana hingga Ro51 miliar dari tahun ini sebesar Rp42 miliar. Untuk penjualan sendiri, hingga saat ini masih didominasi oleh produk kosmetik.

Berhasil menembus level supportnya, hari ini MBTO melemah ke level 440 (5/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana trend meninggalkan area overbought. Begitu juga dengan MACD, trend konsolidasi perlahan turun tertekan oleh histogram positif yang makin tipis. Sedangkan dalam trend tahunannya, MBTO masih konsolidasi dimana candle stick bergerak di garis EMA 200.

Penjualan Meningkat 13 Persen, FAST Masih Stagnan

Senin, 05 Desember 2011 14.00 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) berhasil membukukan kenaikan penjualan menjadi sebesar Rp2,44 triliun hingga kuartal ketiga tahun 2011, atau sebesar 13,1%  triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.  Kenaikan tersebut didorong oleh merek dagang KFC yang terus meningkat serta adanya perluasan restoran hingga variasi menu.

Hingga saat ini tercatat FAST telah memiliki 403 restoran cepat saji, dari tahun lalu hanya sebesar 398 restoran. Perseroan menargetkan hingga akhir tahun ini, penjualan FAST mencapai Rp3,34 triliun atau meningkat 14,7% dibandingkan dengan periode 2010. Sedangkan untuk tahun 2012 mendatang, perseroan merencanakan akan membangun sebanyak 20 restoran lagi.

Tidak mengalami transaksi, hari ini FAST masih stagnan pada level 9.500 (5/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish, dimana trend telah berada pada level overbought. Sedangkan indikator MACD cenderung flat dengan volume transaksi yang sangat kecil. Begitu juga dengan trend tahunananya, dimana garis EMA bergerak konstan di level 9.300.

Luncurkan Kondotel di Tanah Lot, ELTY Berpotensi Menguat

Senin, 05 Desember 2011 11:43 WIB

(Vibiznews-Stocks)  PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menawarkan kondotel yang berlokasi di Tanah Lot, Tabanan, Bali.Hal itu disampaikan oleh Presiden Direktur Bakrieland unit usaha Hotels & Resorts, Marudi Surachman,hari Minggu kemarin (4/12). Ia juga menyatakan bahwa target pasar yang dibidik adalah investor asal Jakarta. Pembelian unit ini menjanjikan pengembalian sewa (rental guarantee) 40% selama lima tahun pertama dan hak menginap sebanyak 21 malam per tahun.

Melalui unit usaha Hotels dan Resortnya, ELTY menargetkan penjualan 86% unit Eaton Luxe di 2012.Kondotel ini memiliki 178 kamar dan berlokasi di lahan seluas 20 ribu meter persegi.

Ia menyatakan bahywa dengan berkembangnya pariwisata Bali ke arah Utara yang sejalan dengan rencana Pemerintah dalam menjadikan Bali sebagai pusat destinasi pariwisata internasional dan pengembangan ekonomi kreatif, perseroan optimis dengan target penjualan unit Eaton Luxe, Nirwana Bali di tahun 2012

Secara teknikal, ELTY masih berada pada trend bearishnya, dengan support pada Rp. 92,00 dan resistance pada Rp. 113,00. Jika resistance ini tertembus maka target harga berikutnya adalah pada Rp. 125,00. Secara stochastic, ELTY juga sudah memasuki area jenuh jualnya. Sehingga dalam jangka pendek berpotensi untuk terjadinya rebound

Tingkatkan Obligasi Hingga Dua Kali Lipat, ANTM Masih Konsolidasi

Senin, 05 Desember 2011 11.41 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menaikan jumlah obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2011 dari Rp1,5 triliun menjadi Rp3 triliun. Kenaikan ini didorong oleh antusiasme para pelaku pasar yang turut serta dalam penerbitan obligasi tersebut. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok bunga obligasi yang dibayarkan setiap tiga bulan.

Nantinya hasil penerbitan obligasi ini 22,46% atau senilai Rp674 miliar akan digunakan untuk investasi rutin di unit bisnis perseroan sedangkan sisanya sebesar RoRp2,33 triliun akan digunakan perseroan untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan untuk obligasi itu sendiri terdiri dari dua seri, seri A ditawarkan dengan nilai Rp900 miliar  dan bunga sebesar 8,38% selama kurun waktu 7 tahun. Sedangkan seri B senilai Rp2,1 triliun dan bunga 9,05% dengan jangka waktu 10 tahun.

Memiliki trend bearish sepanjang tahun 2011, saat ini ANTM berada pada level 1.660 (5/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish dimana trend naik tajam dalam sepekan terahir. Namun pada indikator MACD, trend cenderung konsolidasi dimana histogram di kisaran 0. Begitu juga dengan trend tahunannya, dimana candle stick bergerak disekitar garis EMA 200.

Wednesday, November 30, 2011

Bagikan Dividen Interim, TOTO Masih Sepi Pembeli

Kamis, 01 Desember 2011 13.50 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) segera membagikan dividen interim periode buku 2011 dengan nilai per lembarnya sebsar Rp1.000 per saham atau memiliki nilai total hingga Rp49,54 miliar. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2011, laba bersih perseroan mencapai Rp192,44 miliar sedangkan laba ditahan mencapai Rp721,29

Sedangkan untuk jadwal penyelenggaraan, perseroan akan melakukan pembayaran dividen pada tanggal 5 januari 2012. Sedangkan cum dividen untuk pasar reguler dan negosiasi pada tanggal 20 Desember 2011. Sementara untuk cum dividen di pasar tunai tercatat hingga tanggal 23 Desember 2011.

Memiliki volume transaksi yang minim, saat ini TOTO berada pada level 47.150 (1/12). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish dimana saat ini trend telah berada pada area overbought. Sedangkan uptrend pada indikator MACD tertekan oleh histogram positif yang memendek drastis. Namun dalam trend tahunannya, TOTO masih bullish dimana candle stick berada diatas EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Turunkan SBDK 50 bps, BMRI Berpotensi Uji Resistance

Kamis, 01 Desember 2011 10:55 WIB


(Vibiznews-Stocks)   PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), pada hari ini akan mempublikasikan penurunan suku bunga dasar acuan kredit (SBDK) sebesar 50 basis poin (bps). Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Zulkifli Zaini pada Rabu kemarin (30/11). Aksi ini dilakukan  seiring dengan penurunan BI Rate menjadi 6%.

Ia juga menambahkan bahwa penurunan suku bunga akan berlaku di semua sektor termasuk korporasi, retail, dan konsumer non KPR, sehingga jika sebelumnya SBDK adalah sebesar 11% maka akan diturunkan menjadi 10,5%. Menurutnya juga, dengan penurunan suku bunga itu diharapkan tidak akan berdampak terhadap kinerja perseroan. Pihaknya sendiri akan menurunkan biaya bank agar kinerja tetap baik..

Secara teknikal, BMRI masih berada pada trend bearishnya dengan intensitas yang cukup kuat. Supportnya berada pada level Rp. 6200,00, sedangkan resistancenya berada pada level  Rp. 6600,00.Jika resistance ini tertembus, maka target harga selanjutnya adalah pada Rp. 6900,00.

Dari sisi stochastic, saham ini telah memasuki area jenuh jualnya, sehingga dalam jangka pendek dimungkinkan adanya rebound.

Lihat Analisis Vibiz Research

Targetkan 25000 Nasabah Priority Banking, BNLI Berpotensi Rebound

Kamis, 01 Desember 2011 10:40 WIB


(Vibiznews-Stocks)   PT Bank Permata Tbk (BNLI) , dari pernyataan Direktur Retail PermataBank, Lauren Sulistiawati, di Jakarta, Selasa (29/11),  menargetkan hingga akhir 2011 akan memiliki jumlah nasabah pada layanan priority banking mencapai 25.000 dengan total dana kelolaan lebih dari Rp25 triliun.

Perseroan sendiri optimis hal ini akan tercapai dikarenakan hingga Q3 2011 kemarin, diperkirakan telah ada 23.000 nasabah pada layanan tersebut.  Menurutnya, BNLI kebanjiran nasabah setelah Bank Indonesia (BI) kembali membuka layanan wealth management bagi perbankan nasional.

Secara teknikal, saham ini berada pada trend bearishnya. Supportnya berada di level Rp.1.325,00 dan resistancenya pada Rp. 1.475,00. Sampai penutupan perdagangan kemarin, BNLI bertengger pada harga Rp.1430,00.

Lihat Analisis Vibiz Research

Terima Penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup, MEDC berpeluang Tembus Resistance

Kamis, 01 Desember 2011 10.10 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Medco Energi International Tbk (MEDC) baru saja menerima penghargaan tertinggi oleh Kementrian Lingkungan Hidup, dimana perseroan mengikuti Program Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper). Dalam hal ini perseroan menjadi perusahaan migas dan produksi (EP) pertama yang  meraih peringkat emas pada Blok Rimau Sumatera Selatan.

Tidak hanya itu saja, perseroan juga mengantongi peringkat Hijau untuk tiga blok EP lainnya, yaitu Blok South Sumatera Extension, Blok Tarakan, dan Blok Kampar. Penghargaan proper itu sendiri diberikan atas kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, dimana terdapat beberapa aspek penilaian seperti limbah cair, emisi gas buang dan pengelolaan limbah B3.

Mengalami pelemahan dalam satu bulan terahir, hari ini MEDC dibuka pada level 2.325 (1/12). Indikator stochastic memberikan sinyal reversal di kisaran 25%, dimana trend berbalik menguat setelah tiga hari terahir menguat. Sedangkan downtrend MACD mulai terdorong naik oleh histogram negatif yang memendek.

Lihat Analisis Vibiz Research

Berencana Bangun 800 Toko, AMRT Rendah Volume Transaksi

Kamis, 01 Desember 2011 10.00 WIB


(Vibiznews – Stock) Sumber Alfaria trijaya Tbk (AMRT) telah membuat anggaran dana belanja modal (capex) untuk periode 2012 mendatang sebesar Rp950 miliar. Rencananya dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk membuka 800 unit toko serta tiga pusat distribusi.

Sedangkan dana belanja modal tersebut perseroan akan melakukan private placement melalui non-HMETD (tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) pada harga Rp3.386 per lembarnya. Dengan aksi tersebut perseroan menargetkan dapat meraup dana hingga Rp1,1 triliun.

Memiliki trend bullish pada tahun 2011, hari ini AMRT ditransaksikan pada level 4.050 (1/12). Indikator stochastic memberikan sinyal goldencross setelah dua hari kemarin menguat di kisaran 37%. Begitu juga dengan MACD, dimana trend terdorong naik oleh histogram negatif yang semakin memendek. Sedangkan dalam trend tahunannya, AMRT masih bullish dimana candle stick berada diatas EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Lakukan Groundbreaking Proyek Feronikel, ANTM Berpeluang Menguat

Kamis, 01 Desember 2011 09.50 WIB


(Vibiznews –Stock) PT aneka Tambang Tbk (ANTM) menjelaskan bahwa proyek feronikel (FeNi) yang berda di Halmahera Timur telah dimulai konstruksinya. Dengan dana investasi mencapai US$1,6 miliar ini adalah proyek kedua ANTM, dimana sebelumnya perseroan telah memulai pembangunan proyek Chemical Grade Alumina (CGA) yang terletak di Tayan.

Proyek FeNi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah cadangan nikel yaitu dengan mengolah bijik nikel menjadi feronikel. Sedangkan untuk kapasitas produksi sendiri diperkirakan mencapai 27.000 ton nikel dalam feronikel. Namun ditargetkan proyek ini baru bisa dioperasikan pada ahir 2014 mendatang. Untuk dana akan diperoleh dari penerbitan obligasi, internal kas dan dari eksternal.

Memiliki trend bearish di tahun 2011, hari ini ANTM dibuka paad level 1.640 (1/12). Indikator stochastic memberikan sinyal rebound, setelah terjadi goldencross dan meninggalkan area oversold. Sedangkan MACD masih flat, namun histogram negatifsudah mulai memendek. Sedangkan dalam trend tahunannya, hari ini candle stick berhasil menembus EMA 200 dari bawah.

Lihat Analisis Vibiz Research

Tengah Diincar Asing, BORN Menuju 900

Kamis, 01 Desember 2011 09.15 WIB


(Vibiznews – Stock) Dikabarkan bahwa PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk (BORN) tengah diincar oleh Nathaniel Rothcshild sebuah perusahaan investasi asing. Rumor tersbut muncul setelah melihat bahwa BORN telah memiliki beberapa persen kepemilikan Bumi Plc, yang merupakan perusahaan investasi yang didirikan Rothschuld.

Dikabarkan pula bahwa pembelian saham BORN akan dilakukan pada harga Rp950-1.000 per lembarnya. Namun ada pula kabar yang menyebutkan bahwa Rothschild telah membeli BORN dalam jumlah banyak di bursa saham kemarin.

Cenderung melemah dalam saru bulan terahir, hari ini BORN dijual pada level 810 (1/12). Indikator stochastic memberikan sinyal rebound setelah dua hari terahir mengalami penguatan. Sedangkan penguatan pada MACD masih lambat dan cenderung flat. Namun dalam trend tahunannya, BORN cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Lebarkan Sayap Ke Bisnis Properti, JSMR Siap Menuju 4.000

Kamis, 01 Desember 2011 09.00 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berencana untuk melakukan diversivikasi bisnisnya dengan cara masuk kedalam industri properti. Perusahaan yang selama ini mengelola ruas jalan tol ini nantinya akan memanfaatkan lahan sekitar ruas jalan tol untuk dikembangkan. Untuk proyek yang akan dibangun dalam waktu dekat adalah area rekreasi atau taman bermain di sisi ruas jalan tol Cipularang.

Kemudian berikutnya perseroan akan bekerja sama denan PT Angkasa Pura II untuk membangun pergudangan di area tol Bandara Soekarno-Hatta. Selanjutnya berencana membangun hunian dan perkantoran di Provinsi Jawa Timur. Dari ketiga proyek diatas diperkirakan perseroan membutuhkan dana hingga Rp1,3 triliun.

Bergerak sideways dalam satu bulan terahir, hari ini JSMR dibuka pada level 3.825 (1/12). Indikator stochastic memberikan sinyal rebound dimana trend terjadi goldencross untuk meninggalkan area oversold. Begitu juga dengan MACD dimana memendeknya histogram negatif terkonfirmasi oleh terbentuknya goldencross.

Lihat Analisis Vibiz Research

Monday, November 28, 2011

Siapkan Capex Hingga USD500 Juta, UNTR Berpeluang Rebound

Selasa, 29 November 2011 11.27 WIB


(Vibiznews – Stock) PT United Tracktors Tbk (UNTR) telah menyiapkan dana belanja modal sebesar US$500 juta untuk pelakukan pengembangan bisnisnya pada periode 2012 mendatang. Dana tersebut akan digunakan perseroan sebesar US50 juta untuk mengembangkan bisnis alat beratnya. Semantara sisanya yaitu US$450 untuk bisnis pertanbangan.

Dana belanja modal (capex) tersebut akan diperoleh dari 100% dana internal perseroan. Seperti diungkap oleh Sara K. Loebis selaku Sekretaris UNTR bahwa perusahaan akan menggunakan dana sisa right issue US$700 juta. Namun Sara menambahkan bahwa capex tersebut belum termasuk pendanaan untuk rencana akuisisi perseroan di tahun depan, dimana UNTR sedang mengincar dua tambang batubara.

Melemah dalam dua pekan terahir, hari ini UNTR dibuka pada level 24.100 (29/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish, namun sudah berada pada area oversold. Begitu juga dengan MACD, trend masih turun tertekan oleh histogram negatif yang memanjang. Sedangkan dalam trend tahunannya, UNTR masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Melonjak 142 Persen, Saham BCIP Disuspend

Selasa, 29 November 2011 11.00 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) hari ini terkena suspend atau penghentian sementara perdagangan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penghentian tersebut oleh BEI dikarenakan saham BCIP melonjak hingga 142,23% hanya dalam jangka waktu singkat. Suspend tersebut juga dikenakan untuk waran seri I perseroan (BCIP-W).

Seperti yang dijelaskan oleh Pjs Kadiv Pengawasan transaksi Irvan Susandy, suspend tersebut dilakukan dalam rangka cooling down yang dimulai sejak hari ini di sesi I baik di pasar reguler maupun tunai. Terlihart bahwa BCIP melonjak 146,23% dari Rp199 pada penutupan 15 November 2011 menjadi Rp490 pada penutupan 28 november 2011.

Mengalami pelonjakan drastis dalam satu pekan terahir, saat ini BCIP berada pada level 490 (29/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish, namun sudah berada pada area overbought. Begitu juga dengan MACD, dimana trend terus terdorong naik oleh histogram positif yang memanjang. Sedangkan dalam trend tahunannya, BCIP masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Naikan Target Penjualan, TFCO Masih Minim Transaksi

Selasa, 29 November 2011 10.30 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) untuk tahun 2011 ini, perseroan merevisi target penjualannya dari sebelumnya sebesar US$300 juta menjadi lebih tinggi sebesar US$390 juta. Terhitung hingga enam bulan pertama 2011, perseroan berhasil meraih penjualan sebesar US$204,81 juta.

Meningkatnya penjualan tersebut didongkrak oleh naiknya harga jual produk utama perseroan yaitu polyester dimana harganya mencapai US$2,2 per kilogram. Akibat dari naiknya harga jual polester tersebut, maka pendapatan yang diraih perseroan dari penjualan polyester naik hingga 22,22%.

Memiliki Tingkat likuiditas yang kecil membuat pergerakan saham TFCO memiliki trend yan g tidak stabil. Namun jika dilihat dari pertengahan tahun 2011, TFCO cenderung melemah. Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana dua hari lalu terjadi deadcross. Begitu juga dengan MACD dimana trend sideway tertekan turun oleh histogram yang mulai memendek.

Lihat Analisis Vibiz Research

Laba Bersih Naik 121 Persen, JPRS Siap Tembus Resistance

Selasa, 29 November 2011 10.15 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) pada ahir tahun 2011 ini perseroan berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 121% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kenaika laba bersih tersebut didorong oleh beban operasional yang menurun.

Sementara itu permintaan produk JPRS juga meningkat di tahun ini, sehingga hal tersebut mendorong tingkat profitabilitas perseroan. Ditambah lagi bahwa perseroan telah mengantongi beberapa proyek kerjasama dengan perusahaan asing di bidang penyediaan hot rolled steel plate.

Cenderung flat dalam satu bulan terahir, hari ini JPRS berada pada level 500 (29/11). Indikator stochastic memberikan sinyal sideway di kisaran 35%. Begitu juga dengan MACD dimana trend bergerak konsolidasi dengan histogram yang datar. Sedangkan dalam trend tahunannya, JPRS cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Genjot Penjualan Reksa Dana, PANS Masih akan Bergerak Sideway

Selasa, 29 November 2011 08:35 WIB


(Vibiznews-Stocks)  PT Panin Sekuritas Tbk melalui anak perusahaannya, PT Panin Asset Management , perusahaan  akan meluncurkan minimal tiga produk reksa dana baru dengan target dana kelolaan/asset under management (AUM). Presiden Direktur PT Panin Asset Management Winston Sual menjelaskan, perseroan menargetkan dana kelolaan mencapai Rp 16 triliun pada 2012 atau naik sebesar 60% dari target tahun ini.

Dari total dana kelolaan tersebut, sekitar 90% merupakan hasil penjualan reksa dana atau Rp15,4 triliun. Sisanya 10% atau Rp1,6 triliun merupakan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD). Ia juga menambahkan bahwa dana kelolaan dapat naik 60% pada 2012.Sebagai tambahan informasi, di kuartal ketiga 2011 ini PANS hanya membukukan laba bersih pada sebesar 125,4 miliar, yang mana jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya di periode yang sama yang mampu mencetak laba hingga 202,0 miliar.

Secara teknikal, PANS masih berada dalam trend bearishnya dengan support pada Rp. 1190,00 dan resistance pada level Rp. 1260,00. Hingga perdagangan kemarin(28/11), PANS turun 20 poin ( 1,6%) dari penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Lihat Analisis Vibiz Research

Sunday, November 27, 2011

Targetkan Produksi 6 Juta Metrik Ton, KKGI Masih Akan Sideway

Senin, 28 November 2011 11:05 WIB


(Vibiznews-Stocks)   PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI), pada hari Minggu kemarin (27/11) dalam materi paparan publiknya menyatakan bahwa perseroan menargetkan produksi batubara sebesar 6 juta metrik ton pada 2012. Target tersebut sehubungan dengan akan mulai beroperasinya sub blok-sub blok baru selatan di Loajanan yaitu Sambutan, Tani Bakti Utara dan Purwajaya Selatan dengan proporsi produksi batubara berkalori menengah yang lebih besar.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa di Q2 2012 akan ada juga kontribusi yang lebih tinggi dari blok-blok utara dengan dimulainya operasi Blok Perangat . Pada triwulan I-2012, perseroan akan mulai mengoperasikan fasilitas crushing plant baru di jetty Loa Duri, yang akan meningkatkan total kapasitas crushing menjadi 10,9 juta ton per tahun. Serta pembangunan jetty terintergrasi baru di areal seluas 14 hektare dengan kapasitas penimbunan batubara sebesar 300 ribu metrik ton yang dinamakan Segara.

Selain itu, perseroan memproyeksikan level kalori campuran batubara akan lebih tinggi di 2012 dibanding rata-rata 2011yang mana hal tersebut akan menaikkan harga rata-rata penjualan batubara menjadi US$69 per ton.

Per data anualisasi 2011 , saham ini memiliki tingkat pengembalian yang sangat tinggi yang mana ROA nya mencapai 50.04% dan ROE nya mencapai 66.81%. Selain itu PERnya juga cukup rendah yakni hanya sebesar 11.96x. Rasio keuangan yang ada ini jauh lebih baik dibanding pesaingnya seperti ADRO yang memiliki ROA 9.17%, ROE 20,16% dan PER 13.59x ataupun BUMI dengan ROA 7.21%, ROE 36, 29% dan PER 8.71x. Oleh karena itu, secara fundamental, saham ini layak untuk dikoleksi.

Dari teknikalnya, sejak awal November ini saham ini bergerak sideway pada support dan resistancenya di Rp. 5320,00- Rp. 6150,00. Secara trend, dalam jangka panjang,saham ini masih berada pada trend bearishnya. Indikator MACD juga memberikan indikasi yang sama dengan histogram positif yang memendek.

Lihat Analisis Vibiz Research

Laba Merosot 23.34%, Wait and See for GPRA

Senin, 28 November 2011 11:00 WIB


(Vibiznews-Stocks)    PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) pada Q3 2011 ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 24,89 miliar atau merosot 22,345% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang mana sebesar Rp 32,05 miliar. Direktur Utama GPRA, Rudy Margono,Jumat ( 25/11) menyatakan bahwa turunnya laba bersih perseroan disebabkan oleh meningkatnya beban usaha sebesar 30,69 persen menjadi Rp 81,84 miliar, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 62,62 miliar.

Walaupun demikian, penjualan bersih GPRA masih meningkat yakni menjadi Rp 230,29 miliar, dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 228,77 miliar. Beban pokok perseroan juga menurun menjadi Rp 100,03 miliar, dibanding kuartal III-2010 sebesar Rp 118,79 miliar. Aset perseroan sendiri juga tercatat sebesar Rp 1,27 triliun, meningkat dibanding periode akhir Desember 2010 senilai Rp 1,84 triliun.

Sejak pertengahan Februari hingga saat ini, saham ini hampir sebagian besar bergerak sideway dalam kisaran support resistancenya di Rp. 107,00 - Rp. 125,00. Dalam rentang waktu tersebut, terdapat lonjakan yang cukup signifikan pada awal Agustus hingga mencapai level tertingginya di Rp. 177,00, namun akhirnya kembali turun hingga  ke level awalnya.  Target harganya sendiri jika GPRA berhasil menembus resistancenya adalah pada level Rp. 134,00

Secara umum, GPRA masih berada pada masa bearishnya dengan stochastic yang menunjukkan bahwa saham ini telah menuju daerah oversoldnya.

Lihat Analisis Vibiz Research

Resmikan 3 PLTD, Sell on Strength for WIKA

Senin, 28 November 2011 10:50 WIB


(Vibiznews-Stocks)    PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah meresmikan 3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di wilayah Hera, Timor Leste, yang memiliki kapasitas sebesar 119,5 megawat.

Dalam siaran pers hari Minggu (27/11), Sekretaris Perusahaan WIKA, Natal Argawan menyatakan bahwa adanya poyek ini membuat WIKA mencatakan nilai kontrak sebesar US$ 19,2 juta  sejak Februari lalu untuk pekerjaan sipil dan storage tank.

Ia juga menambahkan bahwa sepanjang tahun 2011 ini WIKA berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp 10,9 triliun atau 197,6% dari realisasi tahun lalu pada bulan yang sama dan merupakan 89,20% dari target Kontrak Baru 2011. Sementara pada Oktober 2011 Kontrak baru WIKA naik senilai Rp 1,55 triliun dari bulan September 2011 senilai Rp 9,42 triliun. Peningkatan nilai tersebut terutama dikontribusikan dari proyek-proyek baru yang berasal dari infrastruktur sipil dan sektor energi.

WIKA sendiri, sejak pertengahan Juni 2011 hingga saat ini tengah berada pada trend bearishnya. Suport dan resistancenya berada pada level Rp. 450,00 – Rp. 510,00. Jika saham ini mampu menembus resistance ini, maka target harga berikutnya adalah pada level Rp. 550,00.

Lihat Analisis Vibiz Research

GJTL Segera Luncurkan Merek Baru

Senin, 28 November 2011 10.30 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) akan segera meluncurkan merek ban barunya pada awal tahun depan. Dengan label Zeneos, perseroan meluncurkan empat tipe ban sekaligus dimana ban khusus untuk skutik, sport dan under bone (bebek). Sebetulnya GJTL telah mengeluarkan merek Zeneos sejak September kemarin, dan tercatat merek tersebut telah terjual 125.000 unit per bulannya.

Sedangkan awal tahun depan perseroan akan mengeluarkan Zeneos khusus motor balap (kompetisi). Dengan harga bandrol Rp210.000-Rp450.000 per unit, perseroan yakin tahun depan penjualan GJTL mencapai 1,25 juta unit. Menurut Asosiasi Sepeda Motor (AISI), pertumbuhan penjualan kendaraan roda dua mencapai 20% per tahun.

Lihat Analisis Vibiz Research

ASRI Akan Segera Terbitkan Obligasi dan Right Issue

Senin, 28 November 2011 10.20 WIB


(Vibiznews  Stock) PT Alam Sutra Realty Tbk (ASRI) berencana untuk menerbitkan obligasi dengan nilai US$200 juta. Obligasi tersebut rencananya akan dicatatkan dalam Bursa Singapura. Selain itu perseroan juga telah memutuskan untuk melakukan right issue sebanyak 1,78 miliar lembar saham atau 10% dari total modal disetor perseroan dengan harga per lembarnya sebesar Rp399.

Lihat Analisis Vibiz Research

TBLA Menargetkan Pendapatan Meningkat 25 Persen

Senin, 28 November 2011 10.14 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) memiliki target pendapatan untuk tahun 2012 mendatang meningkat sebesar 25% atau mencapai Rp5 triliun dibandingkan dengan proyeksi pendapatan tahun ini sebesar Rp4 triliun. Target tersebut diimbangi dengan proyeksi prodeksi CPO perseroan yang diperkirakan mencapai 240-250 ton atau naik 20%.

Prediksi kenaikan tersebut didorong oleh adanya pembangunan pabrik gula di Way Lunik, Lampung yang ditargetkan selesai pada tahun 2012 mendatang. Dengan pabrik baru tersebut produksi dapat meningkat hingga 600 ribu ton per tahun. Pabrik yang akan dikelola oleh anak usahanya PT Adhikarya Gemilang tersebut membutuhkan dana sebesar Rp511 miliar.

Lihat Analisis Vibiz Research

Siapkan Dana Belanja Modal Rp3 Triliun, APLN Mengetes Supportnya

Senin, 28 November 2011 09.56 WIB


Vibiznews – Stock) PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) telah membuat anggaran belanja modal (capex) untuk periode 2012 dengan total nilai mencapai Rp3 triliun. Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk membangun Superblok Green Bay Pluit dan Superblok Kuningan City. Selain itu perseroan juga akan mengerjakan proyek baru hotel JW Marriot di Bali, Integrated Resort di Puncak, Bogor dan City Extention, Jakarta.

Dengan peertumbuhan  aset perseroan sebesar Rp10,04 trilun, pada kuartal ketiga ini perseroan mampu mengantongi laba bersih sebesar Rp448,8 miliar. Laba operasional pun naik menjadi rp633,6 miliar. Dengan pertumbuhan tersebut maka tingkat ROE naik menjadi 12,22% dan ROA menjadi 5,96%.

Turun drastis dalam sepekan terahir, saat ini APLN berada pada level 300 (28/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish, dimana trend telah berada di area oversold pada kisaran 15%. Begitu juga dengan MACD, dimana trend terseret oleh histogram negatif yang memanjang. Sedangkan dalam trend tahunannya, APLN cenderung bearish dimana candle stick bergerak menjauh dibawah EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Lakukan Refinancing Hutang, TIRT Berpeluang Menguat

Senin, 28 November 2011 09.40 WIB

(Vibiznews – Stock) PT Tirta Mahakan Resources Tbk (TIRT) berencana untuk melakukan refinancing hutang sebesar US$27 – 30 juta, dimna pinjaman tersebut berasal dari Bank DBS Indonesia. Aksi korporasi tersebut direncanakan akan dilakukan pada ahir tahun ini. Sementara suku bunga pinjaman tercatat mencapai 5,5% per tahun.

Tertcatat dalam laporan keuangan kuartal III-2011, dimana aset perseroan tumbuh sebesar 17,3% menjadi Rp647.5 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Total ekuitas meningkat sebesar 7,13% menjadi Rp132.3 miliar. Namun sama seperti tahun lalu, perseroan mengalami defisit. Masih negatifnya pendapatan TIRT maka tingkat ROA dan ROE juga masih minus.

Bergerak flat dalam dua bulan terahir, hari ini TIRT berada pada level 59 (28/11). Indikator stochastic cenderung melemah, dimana trend perlahan turun. Indikator MACD cenderung flat dimana trend bergerak mendatar. Sedangkan dalam trend tahunannya, TIRT masih bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Sediakan Fasilitas Untuk Summarecon, TLKM Masih Terkoreksi

Senin, 28 November 2011 09.40 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Telekomuniakas Indonesia Tbk (TLKM) akan memberikan fasilitas Jasa Pelayanan Telekomunikasi di kawasan Summarecon Serpong. Seperti yang disampaikan oleh Tri Djatmoko selaku Executive General Manager TLKM bahwa perseroan akan menyediakan sarana dan fasilitas jasa telekomunikasi di kawasan Perumahan Summarecon Serpong.

Tri Djatmoko juga merincikan bahwa dalam penyediaan fasilitas layanan telekounikasi yang ditawarkan terdiri dari beberapa paket bundling fixed line, Speedy dan Groovia TV.

Cenderung flat dalam satu bulan terahir, hari ini TLKM berada pada level 7.300 (28/11). Indikator stochastic memberikan sinyal sideways pada kisaran 50%. Begitu juga dengan MACD dimana trend bergerak mendatar dengan histogram yang tipis. Sedangkan candle stick bergerak persis pada EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Terbitkan Obligasi, BVIC Berpeluang Rebound

Senin, 28 November 2011 09.30 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) dikabarkan berencana akan menerbitkan surat hutang atau obligasi dalam waktu dekat ini. Dengan aksi korporasi tersebut beredar kabar bahwa beberapa manager fund seadang mengakumulasi saham tersebut. Selain itu, kinerja perseroan yang mengalami pertumbuhan tahun ini menjadi alasan kuat untuk memberli saham tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2011, aset perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 3,23% menjadi Rp9,44 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Total ekuitas meningkat sebesar 33,9% menjadi Rp1,2 triliun. Laba bersih naik sebesar 140,8% menjadi Rp183,3 miliar. Dengan kenaikan tersebut maka tingkat ROE mengalami kenaikan menjadi 15,24% dan ROA menjadi 1,94%.

Bergerak flat sepanjang sepekan terahir, hari ini BVIC menguat ke level 122 (28/11). Indikator stochastic memebrikan sinyal bearish dimana trend telah memasuki area oversold. Begitu juga dengan MACD dimana trend tertekan turun oleh histogram negatif yang memanjang. Sedangkan dalam trend tahunannya BVIC cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Lihat Analisis Vibiz Research

Thursday, November 24, 2011

Revisi Belanja Modal 2011, KAEF Sulit Untuk Menembus Resistance

Jumat, 25 November 2011 11:30 WIB


(Vibiznews-Stocks)   Emiten farmasi milik negara,PT Kimia Farma Tbk (KAEF),  merevisi belanja modal tahun ini menjadi Rp 80 miliar. Jumlah ini, lebih rendah dari yang dianggarkan sebelumnya, yaitu Rp 150 miliar karena adanya beberapa rencana investasi yang belum terealisasi. Ada tiga investasi yang rencananya akan dilakukan tahun ini, yaitu membentuk joint venture dengan perusahaan Cina, pembangunan tiga apotek di Malaysia, dan penambahan saham di anak usaha.

Dana yang baru digunakan Rp 60 miliar untuk modal kerja. Sementara belanja modal untuk penambahan saham di anak usaha, PT Sinkona Indonesia Lestari, ditargetkan terserap pada akhir November 2011 sebesar Rp 20 miliar.

Dua rencana investasi yang tertunda terjadi karena adanya kendala kesepakatan investasi yang belum selesai dibicarakan. Perseroan akan melakukan ekspansi ke Malaysia melalui pembentukan joint venture dengan perusahaan importir obat asal Malaysia, yakni Averroes Pharmaceuticals Sdn Bhd Serta kerja sama patungan dengan perusahaan asal China, Tianjin King York Co Ltd, untuk membangun pabrik obat injeksi corticosteroid dan hospital solution di Indonesia.

Kimia Farma lebih fokus pada pengembangan bisnis farmasi secara spesifik, bukannya bisnis barang konsumsi, sehingga realisasi belanja modal lebih rendah dibanding perusahaan farmasi lain. Selain mengandalkan kas internal untuk membiayai belanja modal, perusahaan juga dapat mengoptimalkan pinjaman eksternal. Namun, kinerjanya masih lebih rendah dari pesaingnya, KLBF, dilihat dari tingkat ROA dan ROE  yaitu (13,04% dan  8,71%)  dibanding (22,4% dan 18,9%).

Mengalami sedikit pelemahan dari minggu lalu, KAEF turun melewati supportnya dan dibuka pada harga Rp 275 hari ini (25/11). Secara harian maupun mingguan, KAEF masih berada dalam tren bullish. Koreksi yang terjadi beberapa minggu terakhir membuat KAEF berada dalam kondisi oversold saat ini.

Targetkan Penjualan meningkat 50%, MASA Masih Bergerak Sideway

Jumat, 25 November 2011 11:10 WIB


(Vibiznews-Stocks) PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) telah berhasil membukukan laba bersih pada Quarter 3 2011 sebesar 135,6 miliar, lebih baik dari tahun 2010 yang hanya sebesar 115,0 miliar. Kenaikan laba bersih ini ditopang dari adanya pertumbuhan penjualan yakni sebesar 36,51% yang mana dari hanya sebesar Rp1,52 triliun  menjadi Rp2,08 triliun di Q3 2011.

Total penjualan yang telah ada hingga saat ini, 74% nya merupakan sumbangan dari pasar ekspor dan 26% lainnya dari pasar domestik

Ditahun 2012 mendatang , Direktur MASA, Uthan M. Arief , pada Kamis Kemarin (24/11) menyatakan bahwan perseroan akan membidik pertumbuhan penjualan hingga 50%.

Oleh karena itu, perseroan telah mengantisipasi lonjakan permintaan di pasar ekspor dengan melakukan penambahan distributor internasional dari 76 distributor menjadi 100 distributor. Sedangkan untuk pasar domestik dari 88 distributor ditingkatkan menjadi 110 distributor pada tahun 2012 mendatang. Sedangkan untuk kapasitasnya, persero juga telah memiliki kapasitas produksi ban mobil mencapai 25.000 ban/hari, dan kapasitas ban motor telah mencapai 16.000/hari.

Sejak awal bulan Oktober, MASA hampir selalu tertahan pada level resistancenya. Hingga saat ini saham ini masih berada pada trend bearishnya dengan support dan resistance pada level RP. 460,00- Rp. 525,00. Jika resistance ini tertembus, maka target harga selanjutnya adalah pada level Rp. 590,00.

Sampai perdagangan pagi ini, MASA masih diperdagangkan di level Rp. 490,00 atau tidak mengalami perubahan dari penutupan kemarin.

Tingkatkan Target Penjualan Tahun 2012, PBRX Mencoba Tes Resistance

Jumat, 25 November 2011 10.55 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dalam kuartal ketiga 2011 berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih mencapai 110% menjadi Rp63 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp30 miliar.

Sedangkan untuk tahun 2012 mendatang, perseroan menargetkan penjualan naik sebesar 40% menjadi US$350 juta dibandingkan dengan target tahun ini yang hanya US$250 juta. Dengan peningkatan target tersebut, perseroan telah menyiapkan dana belanja modal (capex) sebesar US$10 juta yang akan digunakan untuk membangun dua pabrik garmen baru.

Cenderung bergerak flat dalam satu bulan terahir, saat ini PBRX berada pada level 440 (25/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bullish setelah kemarin mengalami penguatan yang cukup drastis. Sedangkan MACD berada dalam konsolidasi dimana trend flat dengan histogram negatif yang tipis.

Tingkatkan Layanan E-commerce, GIAA Menuju Level Support

Jumat, 25 November 2011 10.45 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memiliki target penjualan dengan cara online (e-commerce) dalam lima tahun kedepan mencapai 65% dari total penjualan. Hingga saat ini total penjualan melalui e-commerce baru mencapai 15%. Dengan target tersebut, pada tahun mendatang perseroan akan memberlakukan sistem Internet Booking Engine (IBE).

Dengan sistem tersebut, transaksi dapat dilakukan jauh lebih cepat dibandigkan dengan transaksi konvensional. Sedangkan terhitung dalam 10 hari, sistem e-commerce dapat menghasilkan hingga Rp22 miliar. Maskapai penerbangan milik pemerintah ini telah bekerja sama dengan beberapa bank nasional untuk sistem pembayarannya.

Bergerak flat dalam dua pekan terahir, hari ini GIAA dibuka pada level 405 (25/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish namun cenderung landai. Begitu juga dengan MACD, dimana trend bergerak turun tertekon oleh histogram positif yang perlahan memendek.

Beralih Dari Perkebunan Menjadi Pertambangan, CKRA Minim Transaksi

Jumat, 25 November 2011 10.30 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Citra Kebun Raya Agri Tbk (CKRA) berniat untuk mengakuisisi PT Persada Indo Tambang sebesar 440 juta lembar atau seimbang dengan 88% kepemilikan dengan nilai Rp500 juta. Selain itu perseroan juga akan melakukan divestasi sebesar 749.999 lemar atau 99,99% saham dalam Horizon Agro Industry senilai Rp750 miliar.

Dengan dilakukannya aksi korporasi tersebut maka perseroan akan mengubah bisnis usaha dari bidang pertanian dan perkebunan menjadi usaha pertambangan. Hal tersebut melihat bahwa persaingan di bidang pertanian dan perkebunan sangatlah ketat. Maka dari itu perseroan segera mengembangkan usahanya secara lebih terbuka.

Hampir tidak ada transaksi dalam 8 bulan terahir, saat ini CKRA stagnan di level 275 (25/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish setelah sebulan lalu turun ke level 220. Sedangkan MACD bergerak sideways dengan trend flat diiringi histogram positif yang tipis.

Berencana Akuisisi Perusahaan Infrastruktur, ARTI Tertahan di Level Support

Jumat, 25 November 2011 10.20 WIB


(Vibiznews – Stock) Beredar kabar bahwa PT Ratu Energy Tbk (ARTI) akan segera mengakuisisi perusahaan infrastruktur. Tujuan dari akuisisi tersebut adalah untuk menunjang pengembangan bisnis migas.

Disamping itu perseroan berencana untuk memecah nilai saham (Stock Split) yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan. Dengan adanya kabar tersebut beredar rumor bahwa beberama fund manager akan mengakumulasi saham ARTI.

Mengalami pelemahan sepanjang dua pekan terahir, hari ini ARTI dibuka pada level 210 (25/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish, dimana trend telah memasuki area oversold. Begitu juga dengan MACD dimana trend turun perlahan ditekan oleh histogram negatif yang memanjang. Sedangkan dalam trend tahunannya, ARTI cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Kontrak Baru Mencapai 97 Persen Target 2012, WIKA Menuju Supportnya

Jumat, 25 November 2011 10.00 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil mengantongi beberapa kontrak baru untuk periode 2012 mendatang. Proyek dengan total nilai mencapai Rp11,92 triliun tersebut telah mencapai 97% dari total target pendapatan perseroan yaitu sebesar Rp12,3 triliun.

Proyek yang telah masuk antara lain proyek jembatan Tayan, di Kalimantan Barat dengan nilai mencapai Rp740 Miliar, Proyek Teluk Lamong dengan nilai Rp420 miliar, proyek Normalisasi Sungai Citarum senilai Rp118,2 miliar dan proyek normalisasi kali Pesanggrahan dengan nilai Rp281,8 miliar.

Selain itu perseroan mendapatkan kontrak untuk pengerjaan jalan Akses Gunung Putri senilai Rp118,2 miliar, pembangunan Terminal LPG Makasar senilai Rp221 miliar, serta pembangunan pipa minyak mentah Tampino-Plaju senilai Rp134,56 miliar.

Mengalami pelemahan dalam empat hari terahir, hari ini WIKA dibuka pada level 480 (25/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana trend turun ke kisaran 23%. Begitu juga dengan MACD dimana trend turun tertekan oleh histogram negatif yang terus memanjang. Sedangkang dalam trend tahunannya, WIKA cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Percepat Pengoperasian Hotel, APLN Tertahan di Level Supportnya

Kamis, 24 November 2011 14:30 WIB


(Vibiznews-Stocks)   Perusahaan properti PT Agung Podomoro Land Tbk  (APLN), melalui keterangan dari Justini Omas, Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Rabu Kemarin ( 23/11), menyatakan telah merampungkan pengerjaan konstruksi dan finishing Amaris Hotel di pusat perbelanjaan Thamrin City.  Pihaknya menargetkan hotel itu dapat ber­operasi paling lambat minggu ketiga Desember 2011, yang mana lebih cepat dibanding target pada awal atau pertengahan Januari 2012. Menurutnya, target yang dibidik dari hotel ini adalah  para pebisnis lokal.

Amaris Hotel memiliki 134 kamar, dengan tarif mulai Rp 350 ribu per kamar/malam, dan mereka optimis tingkat hunian hotel akan mencapai rata-rata 75%-85%.  Dana investasi untuk pengerjaan konstruksi dan interior hotel diperkirakan sebesar Rp 53,7 miliar.

Amaris Hotel merupakan proyek yang dikelola PT Central Indah Palace,  anak usaha dan 75% sahamnya dimilikiAPLN. Selain mempercepat operasi Hotel Amaris, perusahaan juga mempercepat beroperasinya hotel Pop di Bandung, Jawa Barat, yang mana akan mulai produktif pada minggu ketiga Desember 2011.

Secara teknikal, MACD menunjukkan bahwa saham ini berada pada trend bearishnya dengan histogram negative yang memanjang. Support dan resistancenya sendiri berada pada level Rp. 300,00- Rp. 320,00. Jika support ini tertembus, maka support berikutnya akan berada pada Rp. 270,00.

Siapkan Dana Capex 2012, CMNP Masih Terkoreksi

Kamis, 24 November 2011 14.30 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) telah menganggarkan dana belanja modal (capex) untuk periode 2012 sebesar Rp500 miliar. Capex ini nantinya akan digunakan untuk biaya pembebasan tanah pada ruas tol Depok-Antasari yang akan dibangun. Jalan tol dengan panjang mencapai 21,7 kilometer tersebut akan segera dibangun pada awal tahun 2012.

Selain untuk pembebasan lahan, dana capex tersebut juga nantinya akan digunakan untuk maintenance atau perawatan jalan tol sebesar Rp50 miliar. Dana capex tersebut diperoleh dari pinjaman Bank, dimana Bank Mandiri dan Bank Jabar telah memberikan kucuran kredit sebesar Rp1,8 triliun.

Mengalami pelemahan dalam dua minggu terahir, hari ini CMNP berada pada level 1.440 (24/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish, dimana trend akan memasuki area oversold. Sedangkan indikator MACD cenderung flat, diamana histogram negatif berada pada garis 0. Namun dalam jangka panjang trend masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Ekspansi Tiga Pabrik, UNVR Cenderung Terkoreksi

Kamis, 24 November 2011 14:15 WIB


(Vibiznews-Stocks)    PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR akan melakukan tiga ekspansi pabrik  senilai Rp. 1,1 trilliun selama periode 2011-2012. Ekspansi ini dilakukan guna  meningkatkan kapasitas produksi yang ada.

Sancoyo Antarikso, Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia menyatakan bahwa penambahan kapasitas akan dilakukan untuk  pabrik produk perawatan kulit, pabrik sabun Dove, serta pabrik es krim Wall’s.. Pendanaannya sendiri diambildari alokasi dana belanja modal perusahaan sebesar Rp 1,4 triliun untuk peningkatan kapasitas produksi hingga 2012. A lokasi dana tersebut merupakan bagian dari rencana alokasi belanja modal Unilever Indonesia periode 2010-2012 sebesar 300 juta euro - 350 juta euro.

Penambahan kapasitas pabrik produk perawatan kulit , yaitu Rexona dan Ace dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, antara lain ke Filipina, Jepang, dan Malaysia.
Sedangkan untuk sabun Dove diperkirakan  setelah ekspansi 20%nya akan dialokasikan  untuk kebutuhan domestik dan 80% untuk ekspor, dengan kapasitas produksi mencapai 28 ribu ton per tahun. Sedangkan  pabrik es krim Wall’s yang berlokasi di Cikarang akan akan diekspansi hingga menjadi pabrik es krim terbesar di Asia dengan kapasitas produksi 100 juta liter per tahun.

Secara teknikal, saham ini berada pada area bullishnya dengan support dan resistance pada level Rp. 16850,00 - Rp. 17.700,00. Jika level resistance ini tertembus, maka target harga selanjutnya adalah pada Rp. 18.550,00.

Dengan kondisi yang sudah overbought, Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting berpendapat  bahwa saham ini akan cenderung terkoreksi dalam beberapa hari kedepan. Namun, dengan kinerja yang baik dan prospek yang menjanjikan kedepannya, disarankan bagi para investor untuk wait and see terlebih dahulu dan melakukan buy on weakness terhadap saham ini.

Target Kredit Tumbuh 23 Persen, BBCA Masih Terkoreksi

Kamis, 24 November 2011 14.15 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menargetkan kreditnya tumbuh sebesar 22% - 23%, atau lebih rendah dari tahun ini yang mencapai 25%. Perseroan optimis melihat pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berkisar antara 6,5% - 6,7%. Dengan pertumbuhan tersebut maka kredit konsumer akan menjadi tumpuan.

Hingga kuartal ketiga 2011 saja pertumbuhan kredit BBCA telah mencapai 27% dan ditargetkan akan mencapai 30% pada ahir tahun ini. Dengan rasio kecukupan modal (CAR) masih relatif kuat. Namun jika tahun depan pertumbuhan kredit meningkat hingga 30% maka CAR akan menurun karena akan menurunkan rasio permodalan.

Terkoreksi tajam semenjak dua minggu lalu, saat ini BBCA berada pada level 7.650 (24/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana trend melemah hingga kisaran 10%. Begitu juga dengan MACD dimana trend tertekan turun oleh histogram negatif yang terus memanjang. Sedangkan dalam trend tahunannya BBCA masih berada dalam konsdisi bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Lakukan Pertumbuhan Anorganik, Wait and See For BMRI

Kamis, 24 November 2011 14:00 WIB

(Vibiznews-Stocks)   PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan tetap memasukkan rencana pertumbuhan anorganik dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) di 2012, yaitu rencana akuisisi sebuah bank yang bergerak di segmen retail dan mikro. Walaupun menurut Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N Mansyuri  rencana itu belum pasti dilakukan di 2012.

"Di RBB tetap kita masukkan, tapi tentunya tergantung kesesuaian apakah cocok untuk alasan strategis kita, kondisi keuangan, tapi kalau rencana pertumbuh nonorganik selalu ada," ungkapnya di Jakarta, Rabu kemarin (23/11).

Ia juga menyatakan bahwa perseroan optimis loan to deposit ratio (LDR) di tahun depan akan meningkat  sekitar 3% dibandingkan pada tahun ini yang mencapai 78%. "Kalau tahun ini LDR kita di kisaran 76%, tahun depan di kisaran 81%, atau naik 3%. Setidaknya flatlah," ujarnya lebih lanjut.

Disamping itu, BMRI juga optimis akan rasio kecukupan modal (CAR) mereka. Sampai dengan September kemarin, BMRI memiliki CAR di 16%. Oleh karena itu mereka optimis sampai dengan tahun depan akan terus berada diatas 14%.

Secara teknikal, saham ini berada pada trend bearishnya. Dari indicator MACD, saham ini juga memiliki histrogram negative yang memanjang, Supportnya berada pada level Rp. 6350,00 dan resistancenya di Rp. 6750,00.

Sampai penutupan perdagangan sesi 1(24/11), BMRI bertengger di level RP. 6550,00, turun 100 poin atau 1.5% dari penutupan perdagangan kemarin. Saham ini juga telah diperdagangkan sebanyak 1571 kali dengan total volume 43455 lot dan total value Rp. 143.154 juta.

Berhasil Meraih Kontrak Baru, WIKA Cenderung Terkoreksi

Kamis, 24 November 2011 14.00 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) saat ini sedang menggarap proyek barunya yaitu pembangunan jalan tol sepanjang 36,7 km. Selain itu perseroan juga memiliki 5% saham pada pembangunan jalan Tol Serangan – Tanjung Benoa di Pulau Bali dengan panjang 10 km. Proyek tersebut bekerja sama dengan beberapa BUMN/BUMD lainnya.

Selain itu anak perusahaannya yaitu WIKA Beton juga telah membangun pabrik beton pra cetak non putar yang berletak di karawang. Pabrik tersebut akan meningkatkan kapasitas hingga 260.000. Dengan begitu total kapasitas WIKA Beton saat ini adalah1,5 juta ton. Ditambah lagi anak perusahaan lainnya yaitu WIKA Realty, akan membangun beberapa Apartemen, Condotel dan Area Perkantoran.

Berhasil tembus dari level supportnya kemarin, saat ini LPCK berada di level 1.690 (24/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana terjadi deadcross beberapa hari yang lalu. namun indikator MACD cenderung flat dimana trend stagnan dengan histogram negatif yang tipis. Sedangkan dalam jangka panjang, trend cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Gelar Aksi Tanam 1.000 Pohon, LPCK masih Konsolidasi

Kamis, 24 November 2011 13.50 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) berencana untuk melakukan penanaman 1.000 pohon di bantar sungai perumahan Acacia Garden Lippo Cikarang. Dengan aksi ini perseroan menggandeng Hotel Intercontinental Mid Plaza dan Yayasan Tanaman Pohon Indonesia. Kegiatan ini merupakan aksi kampanye penghijauan dan merupakan aksi Corporate Social Responsibility (CSR).

Selain penanaman 1.000 pohon, perseroan juga telah membangun kebun bibit mandiri yang bertujuan untuk menyediakan kebutuhan pohon di seluruh kawasan LPCK dimana terdiri dari kawasan residensial, komersial dan industri.

Bergerak melemah dalam dua pekan terahir, saat ini LPCK berada pada level 1.690 (24/11). Indikator stochastic memberikan sinyal yang cenderung melemah dikisaran 20%. Begitu juga dengan MACD dimana trend melemah seiring dengan memendeknya histogram negatif. Namun dalam trend tahunannya, LPCK masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Angaran Capex Naik 150 Persen, TRST Siap Uji Resistance

Kamis, 24 November 2011 09.55 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Trias Sentosa Tbk (TRST) telah menganggarkan dana belanja modal (capex) untuk periode 2012 sebesar Rp250 miliar. Dana capex tersebut meningkat sebesar 150% jika dibandingkan dengan tahun ini. Nantinya dana capex tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi BOPP Film dari 52 ribu ton menjadi 82 ribu ton.

Sedangkan dana capex tersebut berasal dari pinjaman uni Credit sebesar Rp200 miliar atau sebesar 80% dari total capex. Hingga kuartal tiga 2011, TRST berhasil membukukan kenaikan laba bersih hingga 80,4% menjadi Rp135,3 miliar. Dengan kenaikan tersebut, maka tingkat ROE menjadi 10,3% dan ROA menjadi 6,49% (QoQ).

Bergerak flat sejak awal November ini, saat ini TRST berada pada level 420 (24/11). Indikator stochastic memberikan sinyal sideway dikisaran 20-25%. Begitu juga dengan MACD dimana trend stagnan dengan histogram negatif yang tipis. Sedangkan dalam jangka panjang, TRST baru saja menembus EMA 200 dari atas.

Jual Blok Bengkanai Kepada Asing, ELSA Masih Konsolidasi

Kamis, 24 November 2011 09.50 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Elnusa Tbk (ELSA) telah menjual 11% saham Blok Bangkanai ke Salamender Energy Plc. Penjualan tersebut memiliki nilai transaksi hingga US$6 juta. Blok Bangkanai sendiri memiliki cadangan gas hingga mencapai 31,9 juta barrels of oil equivalent yang terletak di Kalimantan Tengah.

Hingga September 2011, aset perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 8,84% menjadi Rp4,22 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Total ekuitas juga meningkat sebesar 7,29% menjadi Rp2,02 triliun. Laba bersih naik hingga 309,5% menjadi Rp47,5 miliar. Dengan pertumbuhan tersebut maka tingkat ROE naik menjadi 2,35% dan ROA menjadi 1,12% (QoQ).

Bergerak sideways dalam satu bulan terahir, hari ini ELSA berada pada level 210 (24/11). Indikator stochastic memberikan sinyal flat di kisaran 27%. Begitu juga dengan MACD dimana trend cenderung stagnan dengan histogram positif yang tipis. Sedangkan dalam trend tahunannya, ELSA cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Segera Jual 7.000 Menaranya, EXCL Masih Akan Terkoreksi

Kamis, 24 November 2011 09.38 WIB


(Vibiznews – Stock) PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana untuk menjual 7.000 menaranya. Penjualan menara tersebut memiliki total harga sebesar Rp13 – 16,8 triliun. Sedangkan pemasukan dari sewa dari 7.000 menara tersebut mencapai Rp1,5 triliun per tahun. Perseroan melakukan penjualan menara karena ingin fokus kepada bisnis inti perseroan. Sedangkan masalah menara akan dialihkan kepada perusahaan lain yang memiliki spesialisasi di bidang tersebut.

Rencananya perseroan akan menyewa menara kepada perusahaan yang membeli menara miliknya. Dari tiga perusahaan calon pembeli menara, hanya satu yang dipilih sebagai partner EXCL. Namun nama dari ketiga perusahaan tersebut masih belum dipublikasikan kendati masih dalam proses penjajakan.

Mengalami pelemahan dalam dua pekan terahir, hari ini EXCL dibuka pada level 4.575 (24/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish dimana trend telah memasuki area oversold. Begitu juga dengan MACD, dimana trend terus turun tertekan oleh histogram negatis yang semakin memanjang. Sedangkan dalam trend tahunannya, EXCL cenderung bearish dimana candle stick bergerak dibawah EMA 200.

Wednesday, November 23, 2011

Anggarkan Capex Hingga 6,5 Triliun, JSMR Siap Rebound

Rabu, 23 November 2011 16.27 WIB


(Vibiznews – Stock) PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah menganggarkan dana belanja modal (capex) sebesar Rp6,5 triliun untuk periode 2012. Dana capex tersebut akan digunakan untuk moderenisasi kegiatan operasional sebesar Rp1,5 triliun. Kemudian sisanya sebesar Rp5 triliun akan digunakan untuk proyek jalan tol baru seperti proses pembebasan tanah, penggalian tanah dan konsruksi.

Saat ini perseroan masih memiliki proyek yang belum terselesaikan, seperti proyek jalan tol sepanjang 215 KM yang telah berjalan dari tahun 2010 dan diperkirakan selesai pada ahir tahun depan. Proyek tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp24 triliun. Sementara itu sampai saat ini, dana capex 2011 masih tersisa sebesar Rp15 triliun.

Memiliki pergerakan cenderung mendatar, saat hari ini JSMR ditutup pada level 3.850 (23/11). Indikator stochastic memberikan sinyal bearish sejak satu minggu terahir. Sedangkan MACD memberikan sinyal sideways dimana trend bergerak flat dengan histogram negatif yang tipis. Namun dalam jangka panjang trend masih bullish dimana candle stick bergerak diatas EMA 200.

Targetkan Pendapatan 13 Triliun di 2012, TRIO Tertahan di Level Supportnya

Rabu, 23 November 2011 14:33 WIB


(Vibiznews-Stocks)   PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO), emiten distributor gadget, telah berhasil membukukan kenaikan pendapatan 39,92% menjadi Rp 5,34 triliun, serta kenaikan bersih menjadi Rp 212,93 miliar atau
naik 36% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 156,95 miliar.

Juliana Samudro, Direktur Keuangan PT Trikomsel, menyatakan bahwa di tahun 2012 ini, perusahaan menargetkan pendapatan tahun depan tumbuh
menjadi Rp 13 triliun. Pertumbuhan pendapatan tersebut terutama didorong rencana perusahaan meningkatkan pertumbuhan anorganik dengan mengakuisisi perusahaan distribusi gadget pada awal 2012.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini perusahaan sedang melakukan finalisasi untuk merealisasikan strategi akuisisi tersebut, yang mana ditujukan untuk melakukan diverisifikasi produk dan masuk ke dalam
pasar produk teknologi informasi (IT).  Sejak Q2 2011 pun, TRIO telah menjadi distributor resmi vendor produk IT seperti Hewlett-Packard, Lenovo, dan smartphone HTC.

Secara fundamental, TRIO memiliki tingkat pengembalian yang cukup tinggi yakni ROA dan ROE yang masing-msing sebesar 8.15% dan 26.92% berbanding dengan pesaingnya HERO yang hanya sebesar 7.375 dan 18,12%. Ditambah lagi, PER nya juga cukup rendah yakni hanya sebesar 13,75x berbanding HERO 14.45x. Namun, sayangnya ternyata hal ini belum menggiurkan investor karena pada kenyataannya saham ini masih sepi peminatnya.

Secara teknikal, TRIO masih berada pada trend bearishnya dengan support yang berada pada level 830,00 dan resistance pada level Rp. 1.010,00.  Jika support ini tertembus, maka support selanjutnya akan
berada pada level Rp. 710,00.

Sampai penutupan perdagangan sesi 1 (23/11), saham ini berada pada level harga Rp. 860,00, turun sebesar 20 poin atau 2.27% dengan total volume 36 lot dan total value Rp. 15 juta.

Anak Usaha Alokasikan Belanja Modal 500 Milliar, BRPT Masih Cenderung Melemah

Rabu, 23 November 2011 14:25 WIB


(Vibiznews-Stocks)   PT Barito Pacific Tbk (BRPT), telah berhasil membukukan laba bersih pada Quarter 3 2011 sebesar 235,1 miliar, yang mana jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang
sama yang mengalami kerugian sebesar 27,2 miliar.

Untuk tahun 2012 yang akan datang,  PT Royal Indo Mandiri, salah satu anak perusahaan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang bergerak di bisnis kelapa sawit, mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 500 miliar, atau naik 150% dari belanja modal tahun ini yang hanya Rp 200 miliar.

Dominicus Wibowo, Direktur Utama Royal Indo, juga mengatakan bahwa belanja modal ini akan digunakan untuk kegiatan penanaman lahan dan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit. Secara fundamental, kinerja dari BRPT masih kurang mengesankan. Hal ini terlihat dari tingkat pengembaliannya yaitu ROA dan ROE yang masing-masing hanya sebesar 1.87% dan 3.99% berbanding pesaingnya BUDI yang memiliki ROA 4.61% dan ROE 11.11% serta ETWA dengan ROA 13.93%
dan ROE sebesar 21,63%. Jika ditinjau dari PERnya, PER BRPT juga masih sangat tinggi yakni sebear 15.79x berbanding BUDI 7,69x dan ETWA 5.15x. Oleh karena itu, saham ini masih kurang diminati sebagai investasi. Hal ini terlihat dari volume perdagangannya yang cukup rendah. Sejak awal  Oktober hingga saat ini, BRPT bergerak sideway pada kisaran support dan resistancenya di level Rp.  740,00 – Rp. 850,00.

Untuk trend jangka panjangnya sendiri, saham ini masih berada pada masa bearishnya. Hingga penutupan sesi 1 (23/11), saham ini diperdagangkan pada level Rp. 800,00 turun 20 poin atau sebesar 2.44% dari penutupan kemarin dengan total value sebesar Rp. 281 Juta dan jumlah transaksi sebanyak 703 lot.