Sunday, November 15, 2009

ADB Kucurkan Pinjaman US$ 105 Juta ke Bank Mandiri

(Vibiznews-Banking) PT Bank Mandiri Tbk memperoleh fasilitas pinjaman senilai US$ 105 juta dari Asian Development Bank (ADB). Fasilitas ini digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan.

Pinjaman tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu pinjaman langsung dari ADB senilai US$ 75 juta dengan tenor 7 tahun, dan pinjaman yang berasal dari bank partisipan, seperti ING Bank N.V, senilai US$ 30 juta dengan tenor 5 tahun.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Thomas Arifin menyampaikan, faktor utama perseroan memilih pinjaman langsung dari ADB adalah reputasi ADB yang sangat baik di dunia internasional.

"ADB dikenal sebagai institusi multilateral yang memiliki komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup, serta fokus pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi negara berkembang dan upaya pengentasan kemiskinan khususnya di wilayah Asia," ungkapnya di Yogyakarta, Jumat (13/11/2009).

Lebih lanjut, ia mengatakan, pertimbangan lain antara lain faktor pricing yang lebih baik dibandingkan dengan penerbitan obligasi, serta tenor pinjaman yang cukup panjang, sesuai dengan tujuan memperkuat struktur pendanaan jangka panjang.

"Pinjaman ADB ini sangat tepat waktu seiring rencana ekspansi Mandiri ditengah situasi keuangan global yang belum pulih dari krisis," papar Thomas.

Sementara itu, Director General of The Private Sector Operations Department ADB Philip Erquiaga mengemukakan, Indonesia masih memerlukan investasi yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur dan sektor ekonomi lainnya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.

"ADB melihat Bank Mandiri mampu memanfaatkan pinjaman jangka panjang untuk memenuhi permintaan fasilitas pembiayaan yang semakin meningkat, seperti pembiayaan pembangunan infrastruktur," jelasnya.

Bank Mandiri Cabang Jateng Targetkan Pertumbuhan Kredit 15 Persen

Bank Mandiri wilayah Jawa Tengah (Jateng) menargetkan pertumbuhan kredit tahun 2010 sebesar 15 persen. Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan target perseroan ditahun ini yang hanya 11 persen.

"Kami optimistis kredit tumbuh sebesar 15 persen," ujar Vice President Regional VII-Semarang Bank Mandiri, Arnold, di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Jumat (13/11/2009).

Fokusnya, lanjut Arnold meliputi? kredit mikro, small, komersial, dan korporat. Pertumbuhan kredit Bank Mandiri wilayah Jateng secara keseluruhan pada kuartal ketiga tahun 2009 tercatat rata-rata sebesar 12 persen.

"Sudah melebihi rencana bisnis bank tahun ini," katanya. Adapun jumlah kredit macet di Bank Mandiri wilayah Jateng, tercatat di bawah tiga persen untuk kredit komersial, small, dan korporat.

"Sementara untuk pertumbuhan kredit mikro sebesar 5-6 persen. Kredit jenis mikro paling banyak diminati, pemberian kreditnya di bawah Rp 200 juta, kredit small antara Rp 200 juta - Rp 2 miliar, kredit komersial untuk size besar hingga Rp300 miliar," paparnya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, meski kredit tumbuh melambat karena pengaruh krisis global, hingga saat ini kredit di wilayah Jateng tetap tumbuh baik.

"Wilayah Jateng cukup bagus pertumbuhannya dan sudah di atas target," pungkasnya.

sumber: http://vibiznews.com

Bank Mandiri Targetkan Pertumbuhan Laba Bersih Hingga 20% di 2010

(Vibiznews-Banking) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan laba tahun 2010 mencapai 20%. Di samping itu, pertumbuhan kredit juga ditargetkan meningkat dari tahun 2009 sebesar 18% menjadi 20% pada tahun 2010.

Demikian dikatakan oleh EVP Coordinator Finance and Strategy Mandiri Pahala N Mansyuri dalam Diskusi Prospek Ekonomi dan Tantangan Industri Perbankan 2010 di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Sabtu (14/11/2009).

"Kredit tumbuh tahun ini di kisaran 18%, tahun depan di kisaran 18%-20%. Sedangkan dari laba, Mandiri di tahun ini menargetkan 16% dan harapannya bisa sampai 15% - 20% di tahun 2009," ujar Pahala.

Ia mengatakan, pertumbuhan laba tahun 2010 ditopang oleh perbaikan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) sehingga profitabilitas akan membaik. "NPL yang akan membaik, akan mengurangi pencadangan (PPAP) Mandiri," tuturnya.

Pahala menjelaskan, pada bulan September 2009, NPL Mandiri secara nominal turun sebesar Rp 1,1-1,2 triliun. "Jadi dari sekitar Rp 8 triliun menjadi Rp 7 triliun. Sehingga ini yang menyebabkan rasio PPAP kita terhadap NPL turun signifikan," ungkapnya.

NPL, lanjut Pahala yang saat ini berada di kisaran Rp 7 triliun merupakan rasio yang cukup rendah.

"Sehingga pada tahun depan mungkin tidak akan menaikkan rasio PPAP menjadi lebih signifikan lagi. Karena sekarangkan kita sudah punya NPL nominal sudah cukup turun signifikan," tuturnya.

Tahun 2010, menurut Pahala, pencadangannya akan lebih sedikit dibandingkan tahun 2009. "Sampai akhir tahun 2009 PPAP kita antara Rp 2,2 triliun sampai Rp 2,3 triliun. Maka tahun 2010 bisa di bawah angka tersebut," katanya.

Pencadangan di tahun depan juga sedikit dipengaruhi oleh diberlakukannya Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pahala mengatakan dengan adanya PSAK di 2010 maka pencadangan umum sudah tidak lagi dibutuhkan. "Maka tahun depan bisa di set off sendiri atau dengan istilahnya impairment ," jelasnya.

Pertumbuhan Kredit Perbankan Nasional

Sementara itu, Pahala mengatakan untuk pertumbuhan kredit perbankan nasional juga akan tumbuh namun tidak signifikan.

"Jika dilihat dengan adanya penurunan suku bunga kredit dan dilihat dari tingkat inflasi pada tahun 2010 yang masih terkendali serta suku bunga bank Indonesia yang diprediksikan berada di 7% sampai 7,5% maka pertumbuhan kredit akan naik," ungkapnya.

"Kredit tahun 2010 bisa mencapai 18% sampai 20%," tegasnya.

Ia juga menambahkan, dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga akan tumbuh tahun depan sebesar 12% sampai 15% hal ini akan mendukung sisi profitabilitas perbankan tahun 2010.

sumber: http://vibiznews.com

Tuesday, October 27, 2009

BDMN: Target Penyaluran Kredit UMKM Rp 12 Triliun, Nyaris Tercapai

(VibiznewsStocks) Emiten perbankan, PT Bank Danamon tbk (BDMN) hanya menargetkan total kredit sekitar Rp 12 triliun saja dari unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang banyak focus pada kredit UMKM. Angka ini hanya naik tipis sebesar 9% saja jika dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 11 triliun.

Namun target tersebut kemungkinan besar bias tercapai, mengingat hingga akhir September 2009 lalu DSP sudah menyalurkan kredit hingga Rp 11,8 triliun. Sebagai informasi, suku bunga kredit yang ditawarkan DSP hanya berkisar antara 1,5-2.5% per bulan.

DSP sendiri menjadi salah satu bank penyalur kredit murah dari 22 bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. DSP saat ini memiliki sekitar 2.000 counter di Indonesia untuk melayani kredit

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat kinerja saham BDMN sepanjang tahun ini kurang ekspansif. Untuk kredit UMKM saja BDMN hanya mentargetkan pertumbuhan kurang dari 10%. BDMN mengaku lebih terfokus dalam menjaga rasio Non Performing Loan (NPL) agar tidak membesar

sumber: http://vibiznews.com

Wednesday, October 14, 2009

SMGR: Optimis Kuartal III, Laba Bersih Bisa Tembus Lebih Dari 20%

(VibiznewsStocks) Emiten semen BUMN, PT Semen Gresik tbk (SMGR) tercatat meraih kinerja yang memuaskan sepanjang kuartal III lalu. SMGR tercatat berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih hingga lebih dari 20% berdasarkan keterangan perseroan

Pada kuartal III tahun lalu SMGR tercatat meraih laba bersih sebesar Rp 1,79 triliun dengan pendapatan sebesar RP 8,79 triliun. Dengan kenaikan lebih dari 20%, maka laba bersih SMGR diperkirakan bisa naik menjadi lebih dari Rp 2,13 triliun.

Kenaikan laba bersih SMGR kuartal II tahun ini didukung oleh tingginya revenue. Dampak gempa Padang membuat SMGR kehilangan produksi semen sebesar 120.000 ton dari target produksi 18,8 juta ton. Selain itu rencananya pembangunan pabrik semen Indarung VI di Sumatera Barat akan dikaji ulang karena wilayah yang dinilai rawan gempa, dengan biaya sekitar Rp 3,5 triliun

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat meskipun produksi semen SMGR sempat turun akibat gempa padang, namun hal tersebut diperkirakan bisa ditutupi dengan konsolidasi produksi anak usaha yang lain. Selain itu wilayah Padang yang sempat luluh lantak dan segera membutuhkan perbaikan konstruksi diperkirakan akan mendongkrak permintaan akan semen.

sumber: vibiznews.com

BMRI: Suntik Kredit Rp 1,28 triliun Buat PLN, Ekspansi Kredit Terus Berlanjut

(VibiznewsStocks) Emiten perbankan BUMN, PT Bank Mandiri tbk (BMRI) kabarnya kembali mengucurkan kredit sebesar Rp 1,28 triliun ke PLN. Kredit baru ini rencananya akan digunakan PLN untuk membiayai pembangunan 2 proyek pembangkit listrik miliknya

Pembangkit listrik yang rencananya akan menerima dana tersebut antara lain PLTU Tarahan di Lampung (2x100 MW) dan PLTU Pangkalan Susu di Sumatera Utara (2x200MW). Pembangunan kedua PLTU ini masih termasuk dalam program “PLN’s Fast Track 10.000 MW” dan membutuhkan total dana sebesar Rp 3,94 triliun.

Sebagai informasi, BMRI sebelumnya juga sudah menyalurkan kredit serupa kepada PLN sebesar Rp 1,3 triliun untuk pembangunan PLTU di Labuan (2x315 MW), Indramayu (3x330 MW), dan Rembang (2x 315 MW). PLN sendiri baru mencairkan sekitar Rp 771,5 miliar hingga Juni 2009 lalu.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat ekspansi kredit BMRI sepanjang semester I lalu memang sangat baik. Dimana Per 30 Juni 2009, kredit tumbuh 21,4% (Year on Year) atau sebesar Rp32 triliun, yaitu dari Rp149,6 triliun menjadi Rp181,6 triliun. Selain itu BMRI juga kabarnya semakin focus pada sektor kredit ritel dan consumer, sehingga kinerja semester II diharapkan akan lebih baik dibandingkan paruh pertama tahun ini.

sumber: vibiznews.com

EXCL: Dapat Dana Rp 1,6 Triliun, Langsung Bayar Utang Dolar AS

(VibiznewsStocksDaily) Emiten telekomunikasi, PT Excelcomindo Pratama tbk (EXCL) baru saja menerima suntikan dana segar senilai Rp 1,5 triliun dari PT Bank Negara Indonesia tbk (BBNI) dan Rp 100 miliar dari CIMB Niaga . Dana segar yang baru saja diperoleh tersebut langsung digunakan EXCL untuk melakukan refinancing utang-utang lamanya, terutama yang berdenominasi Dolar AS

Jumlah utang EXCL dalam bentuk Dolar AS yang dilunasi ada sekitar US$ 945 juta. Utang tersebut berasal antara lain dari Standard Chartered, HSBC, Konsorsium DBS, dan JP Morgan. Penguatan nilai tukar rupiah menjadi momentum baik bagi EXCL untuk melunasi utang-utangnya tersebut.

EXCL sendiri sudah merampungkan masalah dana untuk capex tahun ini. sedangkan untuk capex tahun depan masih belum ditentukan besarannya

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat kinerja EXCL sepanjang tahun 2009 ini memang terlihat kian menarik. Terlebih lagi EXCL dikabarkan berhasil unggul menyaingi PT Indosat tbk (ISAT) dalam hal jumlah pelanggan di Wilayah Timur Indonesia. Ambisi EXCL yang sempat menyatakan ingin menjadi operator telekomunikasi terbesar ke-2 di Indonesia tampaknya hampir terwujud, dan bukan tidak mungkin hal tersebut akan terwujud dalam waktu dekat.

sumber: vibiznews.com

PTBA Sibuk Cari Partner, Siap Eksekusi Tambang BHP Biliton

(VibiznewsStocks) Emiten tambang batubara BUMN, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) saaat ini sedang sibuk menyeleksi calon partner untuk membentuk konsorsium dalam pengambilalihan saham BHP Biliton di Kalimantan. Saham yang rencananya akan diambilalih oleh PTBA ada sekitar 49%.

PTBA baru menyatakan ada sejumlah perusahaan besar yang berminat menjadi partner dalam pengambilalihan tersebut, bahkan ada BUMN. Namun PTBA masih enggan membuka nama-nama perusahaan yang sedang diseleksi.

Dalam konsorsium kali ini, PTBA dipastikan akan menjadi lead. Namun belum bisa dipastikan besarannya karena jumlah perusahaan yang akan tergabung dalam konsorsium juga masih belum dapat dipastikan. PTBA sendiri menganggarkan dana sekitar Rp 1,5 triliun untuk akuisisi tambang batubara pada tahun ini dan akuisisi BHP Biliton termasuk didalamnya.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat dengan tambahan akuisisi kali ini akan semakin menambah cadangan batubara PTBA. Selain itu tipe batubara yang diproduksi merupakan coking coal (cocas) dan tidak sama dengan yang biasa, sehingga menjadi lebih menarik. Namun hal-hal yang perlu dicermati adalah banyaknya cadangan batubara tambang yang akan diakuisisi dan berapa besar biaya yang akan dikeluarkan.

sumber: vibiznews.com

AALI: Produksi CPO Naik 6,9%,, Seiring Membaiknya Harga Minyak Dunia

(Vibiznews - Stocks) Emiten CPO, PT Astra Agro Lestari tbk (AALI) kabarnya sukses membukukan kenaikan produksi sebesar 6,9% menjadi 785.945 ton sepanjang tahun ini. Angka tersebut merupakan produksi 9 bulan pertama tahun ini yang naik dari periode sama tahun lalu sebesar 735.497 ton

Pihak perseroan menyatakan bahwa kenaikan produksi CPO ini seiring dengan meningkatnya produksi tandan buah segar (TBS) inti AALI 10,6 % dari 2,19 juta ton menjadi 2,42 juta ton sepanjang 9 bulan pertama tahun ini. Dimana wilayah-wilayah yang memberikan peningkatan produksi signifikan berasal dari Kalimantan 24,1% dan Sulawesi 7,2%. Sedangkan Wilayah Sumatera malah membukukan penurunan produksi 5,3%..

Untuk Kuartal III tahun ini saja AALI memproduksi 1,14 juta ton TBS, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 987.149 ton. Sampai akhir tahun ini, produksi CPO dunia diperkirakan akan naik 2,9% menjadi 44,35 juta ton. Tingkat konsumsi CPO juga diprediksi meningkat lebih tinggi dibandingkan tingkat produksi sekitar 5,5% menjadi 44,9 juta ton. Begitu pula dengan harga CPO yang mulai merangkak naik, bahkan diprediksi bisa mencapai US$ 700 per ton

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat industry CPO memang semakin menggeliat pada akhir tahun ini dan awal tahun depan. Harga minyak mentah dunia yang diprediksi akan mulai naik seiring dengan tingginya permintaan menyusul cuaca dingin di Wilayah AS berdampak positif pula bagi harga CPO. Perbaikan ekonomi dunia juga berdampak positif bagi tingkat pemintaan CPO dunia yang tercatat.

sumber: vibiznews.com

MPPA: Realisasikan Capex Rp 700-750 miliar, Kinerja Kuartal III Terdongkrak Lebaran

(VibiznewsStocks) Emiten ritel, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) memperkirakan mampu merealisasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 700-750 miliar hingga akhir tahun ini. Realisasi capex tersebut sudah termasuk ekspansi usaha dalam penambahan jumlah department store dan hypermart.

Sepanjang tahun ini MPPA memang berencana membangun 5 department store dan 6-7 hypermart. Sebanyak 3 department store dan 2 hypermart masih belum dibuka. MPPA masih terus menggerjakan pembangunan department store dan hypermart yang belum dibuka sambil mengejar momentum natal.

MPPA sendiri optimis mencetak total omset 20% lebih tinggi pada kuartal II tahun ini dari momentum lebaran dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. MPPA juga masih akan berusaha menyeimbangkan omset pendapatan department store dan hypermart untuk kedepannya.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat kinerja kuartal III MPPA diperkirakan bakal melesat cukup signifikan. Momentum hari raya lebaran memang banyak mendongkrak angka penjualan ritel. Dengan tingginya angka penjualan diharapkan laba bersih MPPA pada kuartal III tahun ini juga bisa ikut naik signifikan.

sumber: vibiznews.com

Monday, July 20, 2009

Mengenal Pasar Modal

Apakah Pasar Modal? Pasar Modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana tersebut. Pengertian Pasar Modal Menurut Undang-Undang Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan: • Penawaran umum dan perdagangan efek, • Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, • Lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek • (UU No.8 Th. 1995) Fungsi Pasar Modal • Sumber dana jangka panjang • Alternatif investasi • Alat restrukturisasi modal perusahaan • Alat untuk melakukan divestasi

Read More

Wednesday, July 15, 2009

Potensi Pendapatan Meningkat

Vibiznews – Stocks) Emiten perbankan BUMN, PT Bank Negara Indonesia (BBNI) memiliki komitmen kredit sindikasi yang cukup fantastis sepanjang tahun 2009 ini. Komitmen kredit sindikasi BBNI sepanjang tahun 2009 adalah sebesar US$ 811 juta untuk 5 proyek di sektor kelistrikan dan telekomunikasi.

Secara lebih terperinci kredit sindikasi BBNI terbagi menjadi 3 proyek kelistrikan senilai US$ 480,95, 1 sektor telekomunikasi senilai US$ 245,45 juta, dan 1 sektor kimia sebesar US$ 85,46. Saat ini BBNI menguasai pangsa pasar kredit sindikasi, yaitu sebesar 31%.

Bahkan pada paruh kedua tahun ini masih cukup banyak proyek sindikasi yang akan di genjot oleh perseroan. Beberapa proyek pada semester 2 ini antara lain proyek sindikasi untuk pembiayaan kredit proyek jalan tol Bogor Ring Road dan proyek pembangkit listrik di Lahat Sumatera Selatan

Read More

Monday, July 13, 2009

PGAS: Pemerintah Buru Dividennya, Trend Harga Masih Naik

(Vibiznews – Stocks) Emiten gas nasional, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) tampaknya tidak hanya menarik di mata asing dan swasta. Saham PGAS ternyata hingga kini masih terus diburu oleh pemerintah dengan cara konversi utang.

Pemerintah telah menyatakan niatnya untuk terus menambah kepemilikan saham PGAS. Tujuan utama pemerintah dengan penambahan saham PGAS tidak lain adalah untuk menggenjot pendapatan dividen dari PGAS untuk kas pemerintah.

Pergerakan saham PGAS memang terpantau sangat seksi sepanjang semester I tahun 2009 ini. Saham PGAS berada pada titik terendahnya tahun ini pada (03/02) di Rp 1790 dan sempat melonjak level tertingginya di Rp 3450 pada (10/07) lalu. Berdasarkan data ini maka sepanjang semester I tahun ini saham PGAS telah berhasil melonjak sebesar 92,73%.

Read More

Friday, May 1, 2009

Anjloknya Penjualan Nikel Dan Bauksit

PT Aneka Tambang (ANTM) membukukan perlambatan kinerja yang signifikan selama kuartal 1 tahun ini. Laba bersih ANTM triwulan I-2009 anjlok 87% menjadi sebesar Rp 90 miliar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 675,386 miliar.

Manajemen ANTM menyatakan bahwa penurunan laba ini karena Cz. Namun penjualan perseroan kuartal 1 tahun ini naik ditopang dari trading emas dan perak. Penjualan bersih ANTM pada triwulan pertama tahun 2009 mencapai Rp 2,642 triliun atau naik sebesar...

(Vibiznews – Stocks) –

Saturday, March 21, 2009

Jaya Pari Bantah Akan Dibeli Asing : Saham Disuspen

Sabtu, 21 Maret 2009 07.30 WIB

(Vibiznews – Stocks) – PT Jaya Pari Steel (JPRS) membantah kabar di bursa bahwa saham perseroan akan segera diakuisisi oleh pihak asing yaitu Posco dan Arcelor Mittal. Pihak manajemen JPRS menyatakan tidak mengetahui adanya rencana akuisisi. Saham JPRS sendiri saat ini disuspensi oleh otoritas bursa menunggu kejelasan dari kabar tersebut. Hal ini karena saham JPRS yang terus naik secara signifikan.

JPRS sendiri merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi logam yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan logam. Sementara itu POSCO dan Mittal merupakan perusahaan logam terbesar di dunia saat ini.... Read More >>>

Saham ASII Melesat Naik 26,85% : Dorongan Aksi Beli Investor Asing

Sabtu, 21 Maret 2009 08.00 WIB

(Vibiznews – Stocks) – Saham Astra International (ASII) belakangan ini menjadi buah bibir. Saham ASII naik sebesar 26,85% menjadi Rp 13.700 selama periode 3-20 Maret. Kenaikan pesat saham ASII tersebut menurut Divisi Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting lantaran adanya aksi beli para investor asing. Hal ini imbas dari melesatnya data penjualan kendaraan selama 2 bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan data bursa selama 3-20 Maret tercatat ada lima broker dengan pembelian terbesar atas saham ASII, yang semuanya adalah broker asing. Kelima broker dengan pembelian bersih terbesar adalah JP Morgan sebesar 5,55 juta lembar, ABN Amro sebesar 4,99 juta lembar, Credit Suisse sebanyak 4,03 juta lembar, Deutsche Securities sebanyak 2,99 juta lembar dan UBS Securities sebanyak 2,18 juta lembar.... Read More >>>

Krisis Global Dan Cuaca Ganggu Kinerja UNTR

Sabtu, 21 Maret 2009 09.00 WIB

(Vibiznews – Stocks) – Adanya krisis global dan cuaca yang terus tidak menentu membuat kinerja United Tractor (UNTR) terganggu. Berdasarkan riset Danareksa penjualan alat berat UNTR hingga saat ini baru mencapai 14,6% dari target. Hal ini imbas dari melemahnya permintaan akan alat berat seiring ekspansi sektor komoditas yang juga melambat.

Sementara itu kinerja dari sektor kontraktor pertambangan batubara melalui anak usahanya, PT Pama Persada juga tidak jauh berbeda. Akibat curah hujan yang tinggi maka membuat produksi batubara mencapai 14,2%. Pama diperkirakan akan meningkatkan produksinya mulai kuartal 2 mendatang. Danareksa sendiri memasang target harga sebesar... Read More >>>